Kelapa Sawit PTPN VIII Mencetak Laba di Semester I

- 9 September 2021, 10:59 WIB
Salah satu unit kebun kelapa sawit PT Perkebunan Nusantara VIII disingkat PTPN VIII
Salah satu unit kebun kelapa sawit PT Perkebunan Nusantara VIII disingkat PTPN VIII /Dok PT Perkebunan Nusantara VIII

DESKJABAR – Perusahan perkebunan negara PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) berhasil mencetak alias memperoleh laba dari komoditas kelapa sawit pada semester I tahun 2021.

Produksi PTPN VIII hasil perkebunan kelapa sawit yang paling terkenal adalah di provinsi Jawa Barat dan Banten.

Bagi PTPN VIII, bisnis kelapa sawit kini merupakan andalan untuk memperoleh cash atau pemasukan, disamping juga terus membangkitkan bisnis komoditas pokok lainnya.

Kepala Bagian Operasional Kelapa Sawit dan Karet PTPN VIII,  Ir Budhi H Tresnadi, di Bandung, Kamis, 9 September 2021, mengatakan, selama semester I tahun 2021 komoditi kelapa sawit mencetak laba sebesar Rp 18,327 miliar.

“Ini meningkat sebesar 164% dari tahun sebelumnya,” ujar Budi Tresnadi kepada DeskJabar.

Baca Juga: Penambangan Emas Liar di Perkebunan Menjadi Masalah Serius Bagi Lingkungan di Jawa Barat

Disebutkan, PTPN VIII mencetak laba dari komoditas kelapa sawit berasal dari penjualan minyak sawit (MS)/ crude oil palm (CPO), dan Inti sawit (IS)/kernel hasil produksi.

Menurut Budi H Tresnadi, banyak pihak yang berperan dalam mencetak laba pada komoditi kelapa sawit, di antaranya kebun kelapa sawit eksisting yang merupakan ujung tombak operasional di lapangan.

Adalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berperan mengolah bahan mentah menjadi bahan komoditi, dan kebijakan manajemen yang tepat selama semester I.

Juga  kontribusi pihak ketika dari Kebun Petani sebagai pemasok TBS untuk bahan baku PKS.

Baca Juga: PTPN VIII Memberikan Penghargaan Kepada Sembilan Unit Perkebunan Kinerja Terbaik Semester I Tahun 2021

Menurut Budi H Tresnadi, beberapa indikator yang membuat komoditi kelapa sawit mencetak laba selama Semester I.

Pertama, perbaikan kultur teknis tanaman kelapa sawit dengan cara memperbaiki penyiangan, manajemen pelepah, melakukan pemupukan rutin, pemberantasan hama tanaman, dan pemeliharaan jalan produksi. 

Kultur teknis tanaman sebagai penunjang utama dalam memperoleh produktivitas tanaman. Produktivitas Kelapa Sawit mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya sebesar 40% (4.155 menjadi 5.814 Kg TBS/Ha).

Kedua, perbaikan PKS Cikasungka dan PKS Kertajaya. Selama Semester I, PKS menyelesaikan program perbaikan berkesinambungan dari Program Semester II tahun 2020 yang baru selesai pada tahun ini.

Baca Juga: Perkebunan Cipetir, Sukabumi, Tempat Populasi Kelelawar Vampir

Selain itu selama Semester I tahun 2021, terdapat Program Perbaikan PKS untuk stasiun atau mesin yang rusak. Dampak terhadap perbaikan PKS sangat signifikan, di antaranya kapasitas pengolahan meningkat dari 56 Ton TBS/Jam menjadi 69 Ton TBS/Jam, rata-rata produksi Asam Lemak Bebas (ALB) > 5 meningkat dari 12% menjadi 60%, restan pabrik menurun akibat tidak ada antrian, serta pengiriman MS + IS lancar.

Terakhir, harga CPO meroket dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah ditetapkan sebesar Rp 6.984 menjadi Rp 9.148.

Kenaikan harga CPO ternyata mempengaruhi peminat MS + IS di tanah air. Harga meningkat justru peminat senakin banyak, hukum ekonomi tidak berlaku.

Dalam hukum ekonomi, sebuah permintaan akan suatu barang akan meningkat jika harganya turun, berlaku ceteris paribus.

Baca Juga: Polda Jabar Dukung PTPN VIII Dalam Penegakan Hukum Terhadap Gangguan Areal Perkebunan

Kebijakan manajemen

Kebijakan manajemen yang tepat dalam memanfaatkan momentum harga CPO yang tinggi meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Proses yang efektif dan efisien dari Panen – Angkut – Olah – Kirim – Jual semakin menambah pundi – pundi revenue yang memberikan kontribusi sebesar 40% dari revenue perusahaan selama Semester I.

Harapannya harga CPO tetap bertahan di harga yang sekarang dan produktivitas terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: KPLJB Menjajaki Ekspor Teh Hijau Jawa Barat ke Malaysia dan Singapura

Budi Tresnadi juga mengatakan, bahwa segala permasalahan yang ada pasti ada solusinya. Kerjakan amanah dengan penuh tanggung jawab untuk memperoleh hasil yang optimal.

“Dengan berpedoman pada core value AKHLAK – BUMN, maka perilaku dan budaya korporasi akan terbentuk dalam menunjang going concern perusahaan dengan profitabilitas yang optimal. Semoga PTPN VIII semakin Jaya!” ujar Budi H Tresnadi.

PT Perkebunan Nusantara VIII atau disingkat PTPN VIII merupakan salah satu anak perusahaan Holding Perkebunan yang berada di Provinsi Jawa Barat dan Banten.

PTPN VIII mengelola beberapa komoditi, salah satunya yaitu Komoditi Kelapa Sawit. Komoditi ini tersebar di beberapa kabupaten di antaranya Lebak, Pandeglang, Bogor, Sukabumi, Cianjr, Bandung Barat, dan Subang dengan luas areal sebesar 19.288,97 Ha.  ***

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah