Network
DESKJABAR – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar, Herawanto, menegaskan bahwa kolaborasi antar institusi sangat dibutuhkan saat ini. Meski kolaborasi sudah merupakan bagian dari aktivitas kerja masing-masing institusi, namun di masa pemulihan ekonomi saat pandemi Covid-19 ini, koordinasi tersebut harus lebih ditingkatkan.
Hal itu dikemukakan Herawanto dalam dialog Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat dengan Kantor Perwakilan BI Jabar, di Bandung, Selasa 25 Mei 2021.
Kolaborasi tersebut, termasuk dalam hal memperluas dan mempercepat digitalisasi ekonomi daerah di berbagai sektor, baik di sektor pemerintahan daerah maupun sektor usaha.
Menanggapi harapan Herawanto, Ketua Harian ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat, Acuviarta Kartabi mengemukakan bahwa program digitalisasi ekonomi sudah dimasukkan ke dalam program kerja utama ISEI.
“Serta merupakan bagian dari kegiatan West Java Economic Society (WJES) 2021 yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat, dari bulan Juni hingga November 2021,” tutur Acuviarta.
Kegiatan WJES 2021 merupakan kegiatan bersama antara ISEI dengan BI.
Acuviarta menambahkan, untuk mendorong perluasan dan percepatan digitalisasi, dengan mengoptimalkan peran Focus Group Discussion (FGD) ISEI untuk merumuskan program dan kegiatan digitalisasi ekonomi, dimana hasil-hasilnya juga disampaikan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) maupun dunia usaha.
Baca Juga: Kabar Baik, Lokasi Wisata di Lebak Banten Kembali Dibuka
“Jika kondisinya memungkinkan, ISEI juga akan mengirimkan tim ke seluruh Kabupaten/Kota di Jabar dalam upaya ikut mensosialisasikan dan mendorong agar perluasan dan percepatan digitalisasi dapat lebih luas dan cepat,” paparnya.
Kelayakan investasi
Dalam dialog tersebut, Herawanto juga menekankan perlunya upaya memperkuat kolaborasi antar Lembaga dalam merumuskan kelayakan investasi atas berbagai program atau proyek investasi di berbagai daerah.
Dia mengatakan, potensi-potensi proyek investasi di daerah yang sebenarnya bisa ditawarkan kepada para investor, namun adakalanya proyek-proyek tersebut belum sepenuhnya bisa menarik investor karena informasi atas proyek-proyek yang ditawarkan tersebut belum dilengkapi dengan studi kelayakan investasi.
Baca Juga: Sutikno, Penyuap Mantan Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra Divonis 2,5 Tahun
“Padahal, banyak investor akan tertarik jika proyek-proyek investasi yang ditawarkan sudah dilengkapi dengan studi kelayakan investasi,” tutur Herawanto.
“Paling tidak ada pra kalayakan investasi yang memuat informasi-informasi yang dibutuhkan para investor, seperti dukungan regulasi, insentif daerah, potensi sumber daya, potensi pasar, kelayakan finansial, kelayakan ekonomi dan sebagainya,” ujarnya menambahkan.
Meskipun nantinya para investor pasti melakukan studi kelayakan sendiri, namun menurutnya, paling tidak studi kelayakan yang ditawarkan oleh Pemda dapat dijadikan pertimbangan awal oleh para investor.
Dalam dialog tersebut, banyak hal juga disinggung oleh Herawanto, seperti bagaimana upaya memperkuat sektor perbankan dan keuangan dalam pembiayaan bisnis UMKM di masa pandemi saat ini.
Acara dialog juga dihadiri oleh Bambang Pramono sebagai Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat, dan juga dihadiri secara virtual (online) oleh Ketua Umum ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat, Aldrin Herwany.
Delegasi ISEI dalam pertemuan tersebut selain dihadiri Acuviarta Kartabi, juga dihadiri oleh Erie Febrian sebagai Wakil Ketua ISEI, Tettet Fitriyanti, serta beberapa pengurus ISEI Cabang Bandung Koordinator Jabar lainnya. ***
