DESKJABAR – Diantara masyarakat Indonesia, komoditas ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang sudah merakyat sejak lama. Ikan bandeng dikenal memiliki bentuk yang panjang dengan kepala lonjong, serta sisik yang kecil-kecil dengan daging putih bersih. Oleh masyarakat dunia, ikan bandeng disebut sebagai Milk Fish.
Pada masa kini, ikan bandeng banyak dijadikan makanan olahan, seperti yang dikenal adalah bandeng asap, pindang bandeng, bandeng presto (bandeng duri lunak), otak-otak bandeng, bandeng gepuk, kerupuk bandeng, dan bandeng cabut duri.
Makanan olahan berbahan ikan bandeng ini, diketahui umum menjadi usaha bisnis oleh-oleh dari kota di pantai utara Jawa Tengah, misalnya Semarang dan Jawa Timur yaitu Sidoarjo.
Baca Juga: Tasikmalaya: Kadin Harus Jadi Dirigen yang Mampu Mengatur Irama Ekonomi Daerah
Sejarah ikan bandeng dan Majapahit
Namun bisnis ikan bandeng mengapa dikenal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebenarnya ada sejarahnya, ada kaitannya dengan saat masih berdiri Kerajaan Majapahit (tahun 1293-1527). Dari semula makanan khusus kerajaan, kemudian menyebar menjadi makanan masyarakat umum.
Informasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Selasa, 16 Februari 2021, menyebutkan, bahwa dari sejarahnya, ikan bandeng berasal dari samudera yang tersebar di dunia, mulai samudera Hindia, Pantai Amerika, Pantai Afrika, selatan Jepang sampai utara Australia.
Budidaya ikan bandeng
Disebutkan, namun sejak Kerajaan Majapahit (tahun 1293-1527) pun, ikan bandeng sebenarnya sudah dipelihara. Awalnya, ikan bandeng dijadikan ikan hias yang dipelihara di kolam ikan Kerajaan Majapahit.
Namun suatu ketika, Raja Majapahit kemudian lapar, lalu ingin mencoba memakan ikan bandeng yang dijadikan ikan hias itu. Setelah dimakan, ternyata rasanya enak.