Persiapan Ramadhan 1442 H, Kementan Berupaya Hindari Terjadi Lonjakan Harga Pangan

- 13 Februari 2021, 19:36 WIB
Pasar Ramadhan 1441H di halaman Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, di Bandung, tahun 2020.
Pasar Ramadhan 1441H di halaman Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, di Bandung, tahun 2020. /Kodar Solihat/DeskJabar
 
 
DESKJABAR - Menjelang bulan suci Ramadhan 1442 H/2021 yang tinggal dua bulan menjelang, Kementerian memastikan persiapan dan kesiapan kebutuhan pangan nasional dilakukan secara menyeluruh.
 
Persiapan itu diantaranta dengan mengintervensi sistem distribusi, yakni dengan mendekatkan stok pangan yang ada ke seluruh pasar-pasar di tiap daerah.
 
"Pertama kita melakukan intervensi dengan mendekatkan stok kita ke pasar. Lalu mendekatkan sentral komoditi yang dibutuhkan di seluruh daerah. Kemudian yang kedua Kementan bersama Kemendag akam melakukan operasi pasar. Konsolidasi ini sudah kita persiapkan dari sekarang," ujar Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Mentan dalam talk show bersama Gus Miftah, Jumat, 12 Februari 2021.
 
 
Informasi tertulis dari Kementerian Pertanian diteruma DeskJabar, Menteri Pertanian mengatakan, ibadah bulan suci tidak boleh diganggu atau bersoal dengan kecukupan pangan. Karena itu semua upaya akan dilakukan pemerintah agar masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa secara nyaman dan aman.
 
"Yang pasti kita tidak boleh membuat harga mahal, sehingga rakyat kita tidak bisa makan. Tapi kita juga tidak boleh bergantung pada impor. Oleh karena itu semua stok pangan upaya harus kita lakukan," katanya.
 
11 Bahan pokok
 
Secara umum, kata Mentan, pihaknya sudah menyediakan 11 kebutuhan stok pangan bahan pokok secara baik. Diantaranya adalah kebutuhan beras, kebutuhan minyak goreng, cabe, bawang, gula, telur serta ayam potong. Sedangkan kebutuhan daging, stoknya yang terbatas hanya pada daging segar.
 
 
"Dari data yang kami miliki, stok daging beku kita cukup untuk bertahan sampai bulan ke depan. Kita punya kekurangan daging 200 ribu ton, sementara yang kita makan 600 ribu ton lebih dan ketersediaan kita hanya 400 ribu ton. Yang pasti kita tidak boleh bergantung," katanya.
 
Karena itu, Mentan memerintahkan seluruh jajaran Kementan untuk memantau semua pergerakan komoditas pangan naaional, baik yang berkaitan dengan harga maupun dengan sistem distribusi.
 
"Makanya bicara pertanian itu tidak bisa bicara diatas kertas, harus mencium aroma lapangan. Setiap daerah kan memiliki iklim, kontur dan spesifikasi yang berbeda. Dari Aceh sampai Papua tidak akan sama. Pertanian itu akan berkait dengan cuaca dan bencana alam. Oleh karena itu pendekatannya harus melihat langsung situasi secara rutin," tutupnya. ***
 
 
 
 
 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x