Robot Tanam Padi, Kreasi BBP Mektan yang Direkomendasikan Kementerian Pertanian

- 5 Februari 2021, 11:09 WIB
ILUSTRASI Robot Tanam Padi kreasi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan).
ILUSTRASI Robot Tanam Padi kreasi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan). /Dok. BBP Mektan/

DESKJABAR - Kementerian Pertanian mendukung penggunaan Robot Tanam Padi yang merupakan inovasi dalam negeri, yaitu kreasi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan).

"Pertanian Indonesia maju, mandiri, dan modern, perlu didukung dengan penggunaan teknologi yang peka zaman. Seperti penggunaan Robot Tanam Padi kreasi BBP Mektan ini." Demikian pernyataan Kementerian Pertanian yang disampaikan melalui laman Instagram, @kementerian pertanian, Kamis, 4 Februari 2021.

Berdasarkan deskripsinya, Robot Tanam Padi berfungsi untuk menanam bibit padi di lahan sawah yang mampu berkomunikasi melalui Internet of Thing melalui sarana GPS dan mampu bekerja mandiri. 

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Mereda, Warga Bandung Mesti Tetap Produktif Berkreasi, Berinovasi, dan Berkarya

Spesifikasi Teknis 

- Robot Tanam Padi ini memiliki kapasitas muat 24 dapok/angkut.

- Menggunakan sistem navigasi GPS.

- Jumlah baris tanam mesin robot tanam ini sebanyak 12 row dengan jarak antar baris 30 cm, lebar kerja 1,8 m, dan jarak dalam baris 15 cm.

- Kecepatan jalan tanam adalah 2 km/jam.

- Kapasitas lapang sebesar 0,4 ha/jam (2,5 jam/ha). 

Salah seorang warganet @irwansyah2171 menyatakan, ada baiknya tidak semuanya menggunakan teknologi. Alasannya, negara kita memiliki banyak penduduk, berbeda dengan negara-negara di Eropa yang notabe lebih sedikit penduduk.

Baca Juga: Bolehkah Penyandang Kanker Mendapat Vaksinasi Covid-19? Simak Jawaban Spesialis Penyakit Dalam di Sini

Ia juga khawatir jika semua menggunakan teknologi maka akan banyak buruh tani menganggur dan akhirnya menambah angka kemiskinan.

"Dari pada ikut-ikutan tren yang serbacanggih, lebih bijak jika memperbaiki sistem pertanian dalam negeri terlebih dahulu. Seperti harga tertinggi dan terendah hasil pertanian. Terus pengendalian pola tanam agar tidak ada namanya hasil pertanian yang membludak di pasar namun beberapa hasil lainnya langka. Itu aja deh, kepanjangan soalnya ????," ujarnya.

Menanggapi itu, Kementerian Pertanian mengucapkan terima kasih untuk masukan dan saran @irwansyah2171. Kementan beralasan, dengan kondisi agroekologis dan sosial ekonomi yang khas, pertanian Indonesia sepertinya wajib didukung dengan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) dengan karakter tertentu.

Baca Juga: Tahun Baru Imlek Sebentar Lagi, Simak Imbauan Tiga Menteri di Sini Terkait Perayaannya

"Program dan kebijakan lain tentu juga harus jalan untuk mendukung pertanian maju, mandiri, dan modern," kata @kementerianpertanian.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Kementerian Pertanian RI Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x