Usaha Makanan Olahan Agar Cepat Laris, Begini Caranya

- 18 Januari 2021, 19:30 WIB
Abon ikan lele asal Kabupaten Bandung
Abon ikan lele asal Kabupaten Bandung /Ditjen PDSPKP Kementerian Kelautan dan Perikanan

DESKJABAR – Usaha produksi makanan olahan atau pangan olahan menjadi salah satu bisnis yang banyak digeluti masyarakat. 

Tentu saja, yang namanya bisnis makanan olahan pangan, akan sangat berkaitan cita rasa untuk merebut minat konsumen.

Termasuk pula usaha pangan makanan olahan berbahan baku ikan, yang juga termasuk disukai konsumen milenial.  

Ada tips yang tampaknya dapat ditiru masyarakat yang ingin memulai usaha makanan olahan, yaitu harus sering membagikan sample untuk dicicipi.

Tentu saja, membagikan sample tersebut pun harus terencana dengan baik. Ini berkaitan untuk mencari cita rasa yang disukai oleh para calon konsumen.

Baca Juga: Cara Mudah dan Enak Menghindari Covid-19 : Makan Ikan, Begini Caranya Agar Masakannya Gurih

Adalah contoh keberhasilan usaha makanan olahan makan ikan yang dilakukan Abah Ubed, asal Desa Maruyung, Kabupaten Bandung.

Abah Ubeh mengusahakan bisnis olahan abon ikan lele.

Usaha Abah Ubed pun semakin berkembang, bahkan di tengah pandemi Covid-19, omzet usahanya mencapai lebih dari Rp100 juta per bulan.

Informasi diperoleh DeskJabar dari Humas Ditjen Penguatan Daya saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Senin, 18 Januari 2021, salah satu kunci sukses Abah Ubed, adalah selalu berusaha mencari komposisi yang pas untuk produknya tersebut sejak 2009 silam.

Baca Juga: Pejabat Pusat Kaget Lihat Rumah untuk Korban Longsor Garut. Ini Tanggapan Rudy Gunawan

Menurut Abah Ubed, bisnis produksi abon lele yang ditekuninya juga awalnya mengalami kendala umum seperti dialami banyak orang yang memulai usaha produksi makanan olahan.

Disebutkan, pada awalnya, usaha abon berbahan ikan lele curah yang diproduksinya melimpah banyak, namun pemasarannya kurang.

Abah Ubed kemudian mengikuti pelatihan dan pendampingan cara pengolahan krakers abon ikan di Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) pada 2019.

 

Baca Juga: Di Pangandaran 28 Tenaga Kesehatan dan 176 Warga Positif Covid-19

Inspirasi bagi milenial

Awalnya, menurut Abah Ubed, ia sempat berpikir soal laku atau tidaknya usaha produksi abon ikan lele tersebut, namun tetap juga dicoba usahanya.  

"Tidak laku-laku, bikin 10 kg tidak laku. Kita bagikan ke majelis taklim dibilang keasinan, bikin lagi kemanisan. Saya catat sampai ratusan kali," kata Abah.

Perlahan, krakers abon bikinan Abah Ubed pun sering tampil di sejumlah pameran dan bazar produk usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM).  

Keunikan produk Abah Ubed, juga berhasil menggugah Pemerintah Kabupaten Bandung untuk mengangkat krakers abon ikan lele sebagai salah satu makanan ikonik dari Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Apindo Minta Pemerintah Tidak Memperpanjang PPKM. Ini Alasannya

Abah Ubed juga mengadopsi konsep zero waste lantaran menghasilkan varian produk olahan lain seperti krupuk tulang ikan lele serta kripik kulit lele.

"Tadinya produksi 1.000 bungkus krakers sebulan, sekarang bisa 6.000-10.000 bisa. Pas Covid-19 penjualan malah naik. Jadi jangan kecil hati, saya (rumah) jauh dari jalan raya, tapi yang makan (krakers abon) sampai luar daerah. Ada dari Kalimantan, Bengkulu, Lampung," urainya.

Dirjen PDSPKP, Artati Widiarti menilai inovasi BBP3KP dan kegigihan Abah Ubed dalam merintis usaha bisa menjadi inspirasi, terutama generasi milenial.  

"Ikan lele diolah dalam bentuk krakers abon adalah inovasi dan bisa menjadi cara baru untuk mengenalkan ikan kepada anak-anak," kata Artati. ***

 

 

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x