Hadapi Era Industri 4.0, Indonesia Butuh Banyak Talenta Digital

- 3 November 2020, 13:24 WIB
Ilustrasi pekerja digital.
Ilustrasi pekerja digital. /PIXABAY/


DESKJABAR
- Indonesia membutuhkan banyak talenta digital untuk menghadapi era Industri 4.0.

"Menghadapi era industri 4.0, Indonesia masih kekurangan tenaga terampil maupun ahli talenta digital," kata Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kemenparekraf, Muhammad Neil El Himam, Selasa 3 November 2020.

Neil mengutarakan hal tersebut saat acara wisuda daring JuaraGCP dari Google Indonesia.

Baca Juga: Kementrian PUPR; Program Sejuta Rumah Terus Bejalan Total Sudah 601.637 Unit

Baca Juga:
Jokowi Tandatangani UU Ciptaker Lebih Cepat Tiga Hari, Batas Akhir 4 November 2020


Mengutip laporan Bank Dunia pada 2016, dia menyatakan, Indonesia kekurangan sekitar 9 juta talenta digital semi terampil dan terampil dalam kurun waktu 15 tahun.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Indonesia rata-rata perlu mencetak sekitar 600 ribu talenta digital setiap tahun.

Dikutip DeskJabar dari Antara, Indonesia pada era Industri 4.0 ini diperkirakan membutuhkan talenta digital dalam bidang, antara lain, 5G, komputasi awan atau cloudbig data, dan soft skill untuk mendukung profesionalitas mereka.

Baca Juga: Ryan Giggs Ditangkap, Jumpa Pers pun Batal

Baca Juga: Presiden Jokowi Ingatkan Selesaikan Sisa 8 Juta Hektar Perhutanan Sosial

"5G dan cloud akan mengubah lansekap ekonomi digital di Indonesia," kata Neil.

Dia mencontohkan, salah satu sektor yang akan berkembang di era cloud dan 5G adalah cloud gaming.

Kemenparaekraf dalam mendukung ekosistem ekonomi digital di Indonesia memiliki program, antara lain, Bekraf Digital Talent dan Go Startup Indonesia.

Baca Juga: Hore !!! Anies Naikan UMP Jakarta Jadi Rp4,4 Juta, Bagi Sektor yang Tidak Terdampak Pandemi Covid-19

Baca Juga: Harga Karet Alam Kembali Jatuh, Banyak Perkebunan Efisiensi Biaya Produksi

Dalam acara yang sama, pimpinan Google Cloud Indonesia, Megawaty Khie, mengatakan, program JuaraGCP melatih lebih dari 12.000 pengembang di Indonesia di 60 kota, untuk bidang analisis data, machine learning, dan DevOps.

Mengutip laporan Boston Consulting Group, akan ada 345.000 pekerjaan baru pada 2023 jika teknologi cloud publik diadopsi secara signifikan di Indonesia.

Teknologi komputasi awan atau cloud dibutuhkan untuk mendukung transformasi digital, bukan hanya bagi perusahaan rintisan, namun perusahaan mana pun agar bisnis mereka tetap dapat bersaing.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x