Harga Karet Alam Kembali Jatuh, Banyak Perkebunan Efisiensi Biaya Produksi

- 3 November 2020, 11:41 WIB
Perkebunan karet Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat
Perkebunan karet Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat /DeskJabar/Kodar Solihat

DESKJABAR – Sejumlah usaha unit perkebunan karet Indonesia, termasuk di Jawa Barat dan Banten, semakin banyak yang mengubah pola sistem sadap getah.

Kondisi ini disebabkan, berbagai usaha perkebunan karet harus memperketat lagi efsisiensi biaya produksi dan biaya umum. Apalagi, harga karet alam ternyata kembali jatuh pada Senin, 2 November 2020.

Pengurus Gabungan Pengusaha Perkebunan (GPP) Jawa Barat-Banten, Irwan G Subrata, kepada DeskJabar, Selasa, 3 November 2020, menunjukan grafik harga karet alam dari SGX Singapura yang kembali terjun pada Senin, 2 November 2020.

Tampak, harga karet alam menjadi turun ke 149,3 sen dollar AS atau 1,493 dolar AS/kg. Padahal sebelumnya, harga karet naik sampai 2,3 dolar AS/kg.

Kondisi demikian, tampaknya membuktikan prediksi kekhawatiran Irwan G Subrata, sebelumnya, terkait fenomena kenaikan karet alam pada Minggu, 1 November 2020.

Ia saat itu mempertanyakan apakah terjadi kondisi keseimbangan baru, jika dikaitkan dengan kondisi perkebunan karet di Thailand dn femomena harga minyak bumi.

“Mungkin,  yang kemarin harga karet melonjak karena Thailand dan Vietnam yang tidak menyadap. Namun untuk karet alam Indonesia mungkin harga keseimbangan barunya pada Rp 20.000-an,” ujar Irwan G Subrata.

Baca Juga: Harga Karet Alam Indonesia Naik, Usaha Perkebunan Besar Kembali Bergairah

Baca Juga: Usaha Teh dan Karet Tetap Prospektif untuk Perkebunan Swasta

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah