DESKJABAR – Usaha komoditas teh dan karet tetap menjadi usaha andalan bagi berbagai unit perkebunan swasta di Jawa Barat dan Banten. Sebab, masing-masing perusahaan perkebunan swasta sudah memiliki pembeli tetap, dan cukup mampu menekan biaya produksi melalui efisiensi.
Sekretaris Gabungan Pengusaha Perkebunan (GPP) Jawa Barat-Banten, Achmad Imron Rosyadi, kepada DeskJabar di Bandung, Rabu, 21 Oktober 2020 menyebutkan, sejauh ini unit perkebunan swasta umumnya tetap mempertahankan usaha komoditas tanaman teh dan karet.
“Selain karena sudah punya relasi langganan, juga biaya operasional di perkebunan swasta boleh dikatakan tak terlalu tinggi. Apalagi, perusahaan perkebunan swasta umumnya hanya mengelola 1 s.d 5 unit perkebunan,” ujarnya.
Disebutkan, khusus untuk komoditas karet, diketahui kini harganya memang sedang kembali meninggi. Harga karet lembaran asap jenis RSS1 saja, kini di atas 2 dolar AS/kg, padahal sebelumnya harganya berkepanjangan di kisaran 1,5 dolar AS/kg.
Menurut Imron Rosyadi, pergerakan kembali harga karet memang merupakan pengaruh negara China yang sedang banyak membeli karet. Diyakini, negara tersebut industrinya pulih kembali, walau saat ini masih pandemi Covid-19.
Lain halnya usaha komoditas teh, disebutkan, untuk perusahaan perkebunan swasta, juga banyak yang memiliki penjualan lancar kepada relasinya. Ini terutama para pembeli teh dari pabrikan di Jawa Tengah.
Baca Juga: PTPN VIII Kembangkan Kebun Sawit Ramah Lingkungan
Baca Juga: PTPN VIII Perluas Areal Kelapa Sawit dan Bangun Pabrik Sawit Baru
Optimalisasi usaha