DESKJABAR - Kawasan wisata alam Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata wajib dari sekian banyak destinasi wisata yang ada di Indonesia.
Bagi para traveler, belum bisa disebut traveler sejati jika belum pernah mengunjungi gunung eksotis yang ada di Jawa Timur ini.
Secara geografis Gunung Bromo berada di kabupaten Lumajang, Probolinggo dan Pasuruan Jawa Timur. Sehingga gunung ini bisa diakses dari ketiga kabupaten di Jawa Timur ini dengan segala pesonanya.
Namun mencapai Gunung Bromo yang paling favorit adalah jalur Malang melalui Tumpang - Gubuk Klakah hingga berakhir di bukit Penanjakan yang menjadi titik wisatawan menyaksikan golden sunrise yang sangat megah di kawasan ini.
Gunung Bromo memiliki sejuta keindahan dan keajaiban yang tiada duanya. Sebuah view eksotis gunung Bromo bersebelahan dengan gunung Batok dan Belimbing berlatar belakang Puncak Semeru yang berdiri tegak di belakangnya.
Puncak Mahameru yang merupakan puncak tertinggi di Pulau Jawa, 3676 Mdpl ini pada jam tertentu mengeluarkan asap dari kepundannya, membuat pemandangan yang sangat memukau bagi wisatawan yang menyaksikan keindahannya.
Berada dalam pengawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Gunung Bromo juga sering diadakan acara keagamaan oleh masyarakat, khususnya di Pura Luhur Poten yang lokasinya tidak jauh dari kawah Gunung Bromo itu sendiri.
Setiap tahun, di puncak Bromo diselenggarakan ritual upacara tradisi yang sudah dilakukan suku Tengger bertahun-tahun yakni upacara Kesada, sebagai ungkapan rasa syukur dan doa agar dijauhkan dari malapetaka.
Upacara ini diselenggarakan di Pura Luhur Poten dan lautan pasir yang akan diakhiri dengan melarung hasil bumi ke dalam kawah Bromo.
Keindahan Bromo yang sudah mendunia ini setiap waktunya terus diexplore melalui kaca mata sosial media dari setiap wisatawan yang pernah datang kesini.
Untuk menyaksikan kekuasaan Allah SWT, melihat matahari terbit di ufuk Timur dari kawasan Bromo memang perlu effort. Wisatawan harus rela begadang hingga tengah malam, dan off-road di atas jeep bertransmisi 4x4 menjelajahi medan pasir dan bukit terjal.
Namun semua itu adalah bagian dari perjalanan yang apabila kita nikmati maka akan menjadikan perjalanan kita semakin memiliki arti sendiri. Sebab sejatinya sebuah perjalanan itu memiliki kisah sendiri-sendiri untuk kelak diceritakan.
Selain wisatawan harus menunda jam tidurnya untuk bersabar menunggu hingga matahari terbit yang menjadi “ritual” wajib di kawasan wisata Bromo, wisatawan juga harus rela menahan dingin kawasan Bromo yang menusuk tulang.
Baca Juga: PIALA DUNIA 2022, Indonesia Belum Pernah Tampil, Tapi Bola Sepak Produk Madiun Bisa Berlaga di Qatar
Untuk bisa menikmati perjalanan di Bromo seoptimal mungkin ada beberapa yang harus dipersiapkan wisatawan sebelum mengunjungi Bromo, kenali beberapa tips pakaian yang harus dibawa ke Bromo.
Peralatan dan pakaian yang wajib dibawa ke Bromo adalah :
1.Jaket, Sweeter, Mantel tebal serta baju hangat
Mengingat dinginnya udara di kawasan wisata Bromo dan lamanya wisatawan beraktivitas di kawasan dingin yang bisa mencapai 10 derajat pada musim kemarau ini bawalah jaket tebal atu mantel yang dapat menutup seluruh badan terutama bagian dada yang rentan kena serangan angin.
2.Pelindung kepala, Syal, Kupluk dan sarung tangan
Pelindung kepala seperti kupluk dan windstopper menjadi persyaratan wajib untuk menahan kepala terutama bagian kuping pada saat wisatawan berinteraksi dengan hawa dingin.
Syal panjang dari bahan rajutan akan membantu wisatawan melindungi leher dari belaian dingin Bromo yang tak main-main.
Seluruh badan akan terasa hangat dengan sarung tangan yang tidak udah tebal namun standar untuk berkegiatan di alam terbuka.
3.Sepatu dan Kaos kaki tebal
Usahakan kaki tertutup dengan sepatu, dan kaos kaki yang tebal (bukan kaos kaki formal untuk bekerja/ kek kantor).
Penggunaan sendal gunung tidak disarankan di tempat berhawa dingin seperti di kawasan Bromo karena akan mempercepat proses dingin ke tubuh sehingga perjalanan menjadi tidak optimal.
4.Baju Hangat atau Flanel
Gunakan baju hangat atau flanel untuk melindungi terpaan angin, penggunaan baju tipis atau kaos akan membuat wisatawan harus menahan dingin berkepanjangan.
5.Senter kecil dan Kamera
Karena perjalanan menuju bukit Pananjakan (titik dimana wisatawan bisa menyaksikan matahari terbit) dilakukan pada dini hari, sebaiknya membawa alat penerangan berupa senter kecil. Jika tidak, penerangan dari Handphone bisa juga membantu wisatawan saat berkegiatan.
6.Obat-obatan pribadi
Bagi wisatawan yang memiliki riwayat penyakit tertentu seperti pencernaan dan mudah sakit kepala diwajibkan membawa obat sendiri sehingga mudah jika dibutuhkan.
Di kawasan wisata Bromo terutama pada saat moment matahari terbit terdapat banyak warung dna penjual minuman serta makanan yang hangat.
Namun jika wisatawan memiliki riwayat penyakit, membawa termos kecil, vakum water sangat disarankan. Mengingat serangan sakit tidak pernah mengenal tempat. Ada baiknya membawa termos kecil berisi air panas.
Selamat berpetualang dan selamat jalan-jalan. ***