BERMODAL Ijazah SMA, Gugum Gumilar Jadi Kepala Stasiun Ciamis, Ini Kisahnya

- 19 Oktober 2023, 06:37 WIB
Gugum Gumilar Kepala Stasiun Ciamis, Daop 2 Bandung.
Gugum Gumilar Kepala Stasiun Ciamis, Daop 2 Bandung. /Istimewa/

  

 

DESKJABAR - Siapa sangka bermodalkan ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA), Gugum Gumilar kini bisa menduduki posisi Kepala Stasiun (KS) Ciamis, Daop 2 Bandung, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.

Diketahui, Gugum yang lahir 24 September 1987 itu merupakan keturunan asli Ciamis tepatnya dari daerah Pawindan, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Ia pun menghabiskan pendidikan SD, SMP hingga SMA nya di Tatar Galuh Ciamis.

Selepas SMA, selanjutnya pria yang hobi renang dan gowes itu lebih memilih bekerja ketimbang kuliah karena sebagai anak kedua dari 3 bersaudara, dirinya ingin membantu ekonomi keluarga terutama kedua orang tuanya.

Baca Juga: Hujan Tak Kunjung Datang, Ribuan Warga Ciamis Ikuti Sholat Istisqa di Alun-alun Ciamis

"Saya masuk ke KAI modal ijazah SMA pak, soalnya selepas sekolah target saya ingin kerja bantu orang tua," ujarnya saat menerima DeskJabar.com di ruang tunggu tamu Stasiun Ciamis, Selasa 17 Oktober 2023 lalu.

Gugum berkisah, sebelum masuk KAI dirinya pernah juga mencoba memasukan persyaratan ke beberapa sekolah lanjutan seperti kepolisian, STPDN hingga Pertamina.

Meski begitu tak satupun dari sekolah pilihannya itu yang menerimanya sehingga dirinya sempat merasa kecewa dan akhirnya atas saran orang tua diputuskan untuk mengambil istirahat selama satu tahun.

Baca Juga: Mantan Kadiv Humas Polri Abah Anton Charliyan Dukung Gibran Jadi Cawapres Prabowo Subianto

Selepas rehat atau sekitar Juli 2006, suami dari Euis Julia Latifah dan ayah dari Silvani Kanaya Putri (13 tahun/SMP 2 Ciamis), Syahmina Maleeka Rahayoe (9 tahun/MI Karanggedang Ciamis), dan Arsyila Alana Gumilar (3,5 tahun/Kober Al Marzuk Ciamis) itu masuk kuliah jurusan Akper di Unsil Tasikmalaya.

Penjaga Pintu Lintasan

Baru saja menjalani perkulihan selama satu semester, Gugum mendapati kabar adanya lowongan kerja di KAI untuk posisi PPKA atau Pengatur Perjalanan Kereta Api.

Lantas, ia pun tak menyia-nyiakan kesempatan baik tersebut dan segera membuat dan mengirimkan berkas lamaran.

Baca Juga: Ternyata Masyarakat Tengger, Selain Kuat Pegang Adat Istiadat, Juga Melek Digital

Meski sempat menunggu cukup lama, akhirnya pada Januari 2007 Gugum dinyatakan diterima dan sebulan kemudian melakukan kontrak kerja sekaligus mengikuti pendidikan bekang di Cimahi.

Usai pendidikan, selanjutnya ia ditempatkan untuk kali pertama kerja dilapangan yakni sebagai Petugas Palang Pintu (P3)di Manonjaya dan Awipari Tasikmalaya.

"Alhamdulillah saya diterima kerja, dan sambil menunggu sekolah penjurusan PPKA saya ditempatkan sebagai Petugas Penjaga Perlintasan di Manonjaya dan Awipari," ucapnya mengenang.

PPKA di Stasiun Ciamis

Singkat cerita usai mengikuti pelatihan PPKA, salah satu cita-cita Gugum yakni kembali ke tanah kelahirannya pun terwujud.

Baca Juga: Ini Kronologi Penetapan 5 Tersangka Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Dua Diantaranya Berinisial D dan Y

Putra dari alm. Obos dan almh. Nani Karnani itu akhirnya ditempakan sebagai PPKA di Stasiun Ciamis (SC) yang merupakan stasiun kelas 2 itu.

Selama bertugas di SC itu pula Gugum kembali melanjutkan kuliah di UNIGAL dengan mengambil jurusan akuntansi hingga mendapat gelar sarjana.

"Mesti sarjana, hingga kini status saya di manajemen masih tercatat menggunakan ijazah SMA pak," sambungnya.

Harapan Gugum untuk terus mengabdi di stasiun kebanggananya itu ternyata tak berlangsung lama. Manajemen menugaskan dirinya untuk beralih di tempat lain diantaranya Stasiun Tasikmalaya dengan tugas yang sama yakni sebagai PPKA.

Jadi Kepala Stasiun diusia 23 tahun

Rupanya takdir baik lagi-lagi menyertai pria ramah ini. Hanya bertugas sekitar 2 bulan di Stasiun Tasikmalaya ia pun kembali dipindahkan ke Stasiun Cirahayu Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya dengan status baru yakni menjadi Kepala Stasiun.

Baca Juga: Gopay Tabungan by Jago Diluncurkan untuk Jangkau 97 Juta Warga yang Belum Terakses Layanan Perbankan

"Qadarullah di usia 23 tahun saya dipercaya manajemen menjadi Kepala Stasiun meski di stasiun kelas 3. Saat itu KAI dipimpin Pak Jonan," ucapnya bersyukur.

Menjabat sekitar 8 bulanan menjadi Kepala Stasiun, Gugum kemudian berturut-turut kembali dipindahkan mulai ke Stasiun Bojong, Ciamis (kelas 3), kemudian ke Stasiun Cimekar GBLA Bandung, Stasiun Indihiang, Tasikmalaya, Stasiun Manonjaya dan terakhir per 1 November 2022 kembali ke kantor idamannya yakni Stasiun Ciamis.

"Saya belum genap 1 tahun jadi KS di Stasiun Ciamis. Saya bercita-cita ingin membesarkan dan mengembangkan Stasiun Ciamis ini seperti halnya Stasiun Banjar dan Stasiun Tasikmalaya," kata Gugum.

Harapan itu pun, menurut Gugum kini sudah mulai terlihat realisasinya, apalagi sejak 1 Juni 2023 KAI mengeluarkan pedoman Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2023 dimana semua perjalanan KA diharuskan berhenti di Stasiun Ciamis. Dengan begitu perlahan namun pasti volume penumpang pun terus tumbuh hingga mencapai 40 persen.

Sejalan itu, pimpinan Daop 2 Bandung pun turut men-suppot dirinya dan jajaran untuk terus membenahi dan melengkapi berbagai fasilitas pendukung agar kedepan penumpang semakin nyaman dan aman saat berkunjung ke stasiun kebanggan warga Ciamis tersebut.

Saat ditanya kesiapannya bila manajemen kembali merotasi dan mendapat tantangan yang lebih besar, Gugum dengan yakin mengatakan kesiapannya.

"Sebagai karyawan tentu saya siap dan bersedia ditempatkan dimanapun termasuk bila diberi kepercayaan dan tanggung jawab yang lebih besar. Saya menyukai tantangan pak," ujarnya mengakhiri perbincangan santai siang itu.

Ok Pak Gugum, semoga kelak bisa menjadi Kepala Stasiun besar kelas 1 atau type A seperti Stasiun Bandung atau Stasiun Gambir.***

Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah