Pada tahun yang sama berdiri LAPIP( Lembaga Persiapan Industri Penerbangan) yang bertugas untuk mempersiapkan pembangunan unit industri penerbangan dan memproduksi pesawat.
Kemajuan yang sangat luar biasa dialami oleh LAPIP. Telah melakukan kerjasama dengan perusahan-perusahaan asing, seperti pabrik CEKOP yang ada di Polandia, bahkan karyawan LAPIP juga diperbolehkan belajar tentang industri pesawat di CEKOP
Nurtanio Pringgoadisuryo gugur pada 21 Maret 1966 saat tengah melakukan uji coba penerbangan pesawat produksi Cekoslavia di Bandung.
Nurtanio menjadi pilotnya , namun pesawat mengalami kerusakan mesin sehingga jatuh dan menabrak sebuahb toko ketika melakukan pendaratan darurat di Tegalega, Bandung.
Untuk mengenang sosok Nurtanio, pemerintah menggabungkan LAPIP dan KOPELAPIP (KOmando Persiapan Lembaga Industri Penerbangan) menjadi LIPNUR (Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio)
Sepuluh tahun kemudian LIPNUR dilebur dengan Divisi ATTP ( Advanced Teknologi dan Teknologi Penerbangan milik pertamina. Namanya menjadi Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN).
Baca Juga: PENYEBAB GEMPA CIANJUR Menurut Peneliti BRIN Bukan dari Sesar Cimandiri, Pakar Gempa Dibuat Bingung
Pada 1986 namanya berubah lagi menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), yang kemudian pada tahun 2000 IPTN direstrukturisasi dan berganti nama menjadi Dirgantara Indonesia.
Pada 1986, namanya berganti lagi menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Lalu pada 2000, IPTN direstrukturisasi dan berganti nama menjadi Dirgantara Indonesia.