Popi memilih menjadi distributor telur ayam, tak susah baginya untuk menjalankan usaha barunya, telurnya laris dijual. Orderan pun menghampiri bahkan Popi bisa meraup omset 1 ton dalam sebulan.
Popi kembali diuji, banyak pembeli berutang, gaji karyawan tidak terbayarkan, barang habis. Keterpurukannya membuatnya kembali introspeksi. Adiknya menyarankan agar Popi melakukan sedekah subuh dan setiap Jumat membagikannya kepada masjid-masjid.
Dalam kesuitannya Popi tetap berpegang kepada Allah SWT tempatnya menggantungkan segalanya, Shalat Dhuha dan Tahajud semakin kental menjadi bagian kesehariannya, sampai pada satu waktu selesai Shalat Dhuha.
Bapaknya menelpon dan menanyakan kabar anaknya. Dari sanalah Popi bercerita kalau keuangannya sudah habis. Allah telah menggerakan bapaknya untuk mengirimkan uang kepada Popi untuk melanjutkan usahanya.
Baca Juga: Objek Apa yang Anda Pilih? Temukan Apa Kebutuhan Emosional Utama Anda Saat Ini
Popi kembali bangkit dengan suntikan modal dari bapaknya mulailah dia merekrut karyawan lamanya untuk kembali bekerja.
Popi memasarkan telurnya ke warung-warung, warteg, restoran dan tempat usaha yang menggunakan telur sebagai bahan dasarnya.
Doa dan usahanya berjalan sinergi, kini owner Eggs Hall itu telah melayani puluhan ton telur dalam sehari, sebuah pekerjaan yang dia yakini lebih berkah bahkan sanggup meninggalkan pekerjaan lama dengan risiko yang paling buruk pun sudah dia alami. **