Setelah lulus kuliah, Popi bekerja di sebuah perusahaan, namun saat melihat seniornya dengan penghasilan rata-rata, dia memutuskan membeli satu unit Angkot dengan cara mencicil di sebuah dealer di daerah Bekasi.
Memutusakan membeli angkot terinspirasi saat Popi sering pulang bekerja menggunakan angkot dan berbincang-bincang dengan para supir angkot yan ditumpanginya.
Baru berjalan 6 bulan, musibah menghampirinya, angkotnya ditabrak tangki di jalan raya. Popi menerima musibah ini sebagai bentuk ujian dari Allah.
Belum sampai disana, dapat kabar lagi, Supir angkotnya dihipnotis, angkot miliknya dibawa kabur pelaku.
Popi sempat trauma dengan kejadian itu, terlebih cicilan angkot ke dealer harus dibayar sebulannya sebesar Rp 2.3 juta. Gaji Popi di kantornya pada saat itu sebesar Rp 2 juta.
Ujian ini tak membuatnya kendor, Popi mencoba diskusi dengan orang tuanya. Dikuatkan mentalnya bahwa Rejeki itu sudah diatur Allah SWT. Tawakal saja. Kata Popi mengenang nasihat orang tuanya.
Dari kejadian itu Popi semakin mendekatkan diri kepada Allah, malam-malamnya tak pernah lepas dari shalat Tahajud, pagi hari diisi dengan melaksanakan Shalat Dhuha serta Sedekah yang mulai dia lakukan.
Qadarullah, Popi ditelpon pihak kepolisian di Bekasi, angkot nya sudah ditemukan. Dari kisah perjalanannya itu Popi kemudian bangkit hingga membeli lagi angkot kedua.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Persita Tangerang FC di 7 pertandingan awal kompetisi Liga 1 2022/2023