Rumus Matematika Pencegahan Covid-19 Ala dr. Gia Pratama Putra

- 13 November 2020, 17:40 WIB
dr. Gia Pratama memaparkan penanganan pasien Covid-19
dr. Gia Pratama memaparkan penanganan pasien Covid-19 /Satgas Covid-19/

DESKJABAR – Dr. Gia Pratama Putra, dokter Kepala Instalasi Gawat Darurat salah satu rumah sakit di Jakarta, mengibaratkan pencegahan dengan sebuah rumus matematika Ri (risiko infeksi) = Jv (jumlah virus) dibagi i (imunitas tubuh).

Hal ini untuk menjelas secara sederhana bahwa mengobati memang penting, namun pencegahan jauh lebih baik.

Itulah yang sering dr. Gia himbau kepada setiap orang, baik langsung kepada pasiennya atau melalui media sosial.

Baca Juga: Pilkada Depok, KPU Siapkan Bilik Khusus. Buat Apa? Inilah Penjelasannya.

 “Jadi, cara kita menurunkan risiko infeksi adalah menurunkan jumlah virus. Caranya melakukan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) dan meningkatkan imunitas tubuh.,” tutur Gia, dalam Dialog Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dengan tema “Antara Pengobatan dan Pencegahan: Pilih Mana?”, Jumat, 13 November 2020.

Menurutnya, cara meningkatkan imunitas ini ada tiga, yang pertama memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup dan baik. Artinya sayur dan buah harus dikonsumsi setiap hari.

Kedua, istirahat yang cukup. Penelitian terbaru mengatakan, manusia itu idealnya tidur 6-7 jam, tidur sebelum jam 11 malam dan bangun sebelum jam 5 pagi, itu yang paling baik.

Baca Juga: Gara-gara Corona, Penayangan Friends Reunion Diundur ke 2021

Terakhir, olahraga rutin. Ini banyak yang tidak dilakukan di saat kita bekerja dari rumah. Padahal ada banyak olahraga yang bisa dilakukan di dalam rumah.

Fase penanganan pasien

Dalam kesempatan yang sama, Gia memaparkan bahwa setidaknya ada 3 fase penanganan pasien Covid-19 yang harus dihadapinya hampir setiap hari.

Fase pertama yakni, meyakinkan pasien positif Covid-19 bahwa penyakit ini bisa dilalui.

“Keyakinan akan kesembuhan adalah 50% kesembuhan. Virus ini sebenarnya bisa kalah dengan daya tahan tubuh kita sendiri. Jadi biarkanlah bapak ibu, tidak usah fokus pada penyakitnya. Biarkan dokter-dokter kita yang fokus pada penyakitnya. Bapak ibu fokuslah menjaga diri dan kesehatan”, ungkapnya.

Baca Juga: Kejati Jabar Laksanakan Amar Putusan Hakim PN Bandung Untuk Mengeluarkan Dony Mulyana Dari Tahanan

Fase ke dua, adalah saat pasien harus diisolasi sehingga tidak boleh bertemu dengan keluarga ataupun teman. Sebagai tenaga kesehatan, dokter harus terus berkunjung menyemangati para pasien dan berperan sebagai keluarga kedua pasien Covid-19.

Setelah itu memasuki fase ke tiga tedapat dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, adalah kesembuhan pasien. Sementara kemungkinan kedua adalah hasil yang tidak diinginkan yakni, meninggalnya pasien Covid-19.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: satgas covid-19


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah