Pilpres Amerika Serikat, Trump Mulai Diserang Partainya Sendiri

- 6 November 2020, 21:44 WIB
Donald Trump.
Donald Trump. /AFP Photo/Robyn Beck


DESKJABAR
- Calon Presiden Donald Trump mulai mendapatkan kritikan pedas oleh sesama kader Partai Republik.

Kritik ini lantaran Trump menuduh Partai Demokrat mencurangi pemilihan Presiden Amerika Serikat tanpa didukung bukti.

Salah satu yang melontarkan kritik dari anggota Partai Republik adalah Larry Hogan, yang kini menjabat sebagai Gubernur Negara Bagian Maryland. 

Baca Juga: Pilpres Amerika Serikat 2020, Menlu Jerman: Dunia membutuhkan AS Sebagai Kekuatan Bukan Kekacauan

Baca Juga: Pilpres Amerika, Selebritis Hollywood Ramai-Ramai Kecam Pidato Trump

"Tidak ada pembelaan untuk komentar Presiden malam ini yang merusak proses Demokrat kita. Amerika sedang menghitung suara, dan kami harus menghormati hasilnya seperti yang selalu kami lakukan sebelumnya," ucapnya dikutip Associated Press, Jumat 6 November 2020.

Kritik lainnya datang dari Senator Partai Republik dari Florida, Marco Rubio.

Rubio menyatakan, melalui cuitan di Twitter, bahwa jika ada kandidat pilpres yang merasa ada kecurangan, maka bisa menggugatnya ke pengadilan.

Baca Juga: Pilpres Amerika, Massa Trump Bawa Senjata Bentrok Dengan Masa Biden Diluar Pusat Penghitungan Suara

Baca Juga:
Pilpres Amerika, Warga China Tertawakan Pidato Donal Trump Yang Penuh Kebohongan

"Suatu negara melanggar undang-undang pemilu, mereka memiliki hak untuk menggugatnya di pengadilan dan menghasilkan bukti untuk mendukung klaim mereka," tulisnya, seperti dikutip DeskJabar dari RRI.

Sementara, Adam Kinzinger mencuit di Twitter mengatakan, bahwa klaim kecurangan yang dilontarkan Trump semakin menggila.

Baca Juga: Pilpres Amerika, Trump Adalah Anak Nakal Yang Pemarah, Menggunakan Kebohongan dan Konflik

Baca Juga: Pilpres Amerika, Pendukung Trump Serbu Tempat Penghitungan Suara

Kinzinger mengatakan, jika Trump memiliki kekhawatiran akan adanya pencurian suara dari Partai Demokrat, maka hal itu harus berdasarkan bukti untuk kemudian dibawa ke pengadilan.

"BERHENTI Menyebarkan informasi yang salah," tulis Kinzinger. *** 

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x