Korea Biomedical Review melaporkan, seorang siswa sekolah menengah atas berusia 17 tahun menjadi orang pertama yang meninggal dunia. Hal itu mendorong sejumlah gubernur dan pemangku kepentingan yang lain meminta rumah sakit untuk menunda vaksinasi influenza.
Baca Juga: AstraZeneca Lanjutkan Uji Klinis Vaksin Covid-19 di AS, Ungkap Pula Rencana Menaikkan Harganya
Siswa itu mengembuskan napas terakhir, dua hari setelah menerima suntikan vaksin Shinsung. Akan tetapi, KDCA pada Jumat mengatakan, kematiannya berdasarkan hasil otopsi, tidak terkait vaksinasi.
"Jumlah yang meninggal dunia meningkat. Akan tetapi, tim kami berpandangan, kecil kemungkinan kematian itu disebabkan suntikan vaksin," kata Direktur KDCA, Jeong Eun-kyeong, dalam dengar pendapat dengan dewan perwakilan rakyat seperti dilansir Reuters.
Menteri Kesehatan Park Neung-hoo berjanji akan memeriksa keseluruhan proses yang melibatkan berbagai badan pemerintah, mulai dari produksi hingga distribusi.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Bisa Molor, Luhut : BPOM Belum Keluarkan Emergency Use Authorization
Terjadi masalah
Menurut KDCA, sebanyak 9,4 juta orang telah divaksinasi pada Jumat, 23 Oktober 2020, sebagai bagian dari program yang dimulai pada September. Tercatat ada 1.154 kasus dengan reaksi yang merugikan.
Pada September, KDCA menunda program vaksinasi flu nasional lantaran terjadi masalah. Setumpuk vaksin Shinsung dibiarkan dalam suhu ruangan selama pengantaran, padahal vaksin itu seharusnya disimpan dalam wadah yang berpendingin.
Menurut New York Times, KDCA berusaha menarik vaksin-vaksin tersebut. Akan tetapi, sekitar 2.300 dosis vaksin telanjur diberikan. Suhu ruangan akan menjadikan vaksin flu tidak efektif, tetapi tidak membuatnya jadi berbahaya.