13 Warga Korea Meninggal Usai Disuntik Vaksin, Memicu Kekhawatiran di Indonesia

- 23 Oktober 2020, 07:04 WIB
ilustrasi
ilustrasi /winnetnews.com/

Sementara itu, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid 19 Prof Wiku Adisasmito berharap masyarakat tidak berspekulasi terkait uji klinis dan berkembangnya informasi tidak resmi terkait harga vaksin Covid 19.

Tentang perkembangan vaksin terkini, dalam keterangan persnya, Wiku menyampaikan pemerintah masih menyelesaikan tahapan pengembangan uji klinis fase 3 yang dilakukan di Universitas Padjajaran di Bandung, Jawa Barat.

Sampai saat ini, virus tersebut sudah tercatat sebanyak tujuh jenis. Jenis terbaru yang ditemukan ialah jenis virus Sars-Cov2 yang menyebabkan Covid 19.

Baca Juga: Jawa Barat Butuh 72 Juta Dosis Vaksin Corona

Adapun Covid 19 merupakan infeksi yang baru dan saat ini para ahli dan ilmuwan di dunia sedang melakukan riset untuk mencoba mengenali karakteristik virus penyebab Covid 19 yang digunakan sebagai dasar pengembangan vaksin.

Proses pengadaan vaksin di Indonesia dilakukan melalui tahapan yang kompleks melibatkan berbagai kementerian, maupun lembaga negara maupun BUMN.

Presiden Joko Widodo pun telah mengeluarkan peraturan pemerintah yang mengatur pengadaan dan pelaksanaan vaksinasi Covid 19.

"Penting untuk diketahui, sampai saat ini belum ada negara di dunia yang sudah memproduksi vaksin Covid 19 secara massal. Indonesia terus melakukan upaya pengadaan vaksin ataupun memproduksi vaksin secara mandiri. Proses pengembangan vaksin maupun vaksinasi perlu dilakukan secara hati-hati, namun tetap tanggap menghadapi perubahan yang sangat dinamis di masa pandemi," kata Wiku.

Saat ini ada beberapa kandidat vaksin yang sedang dikembangkan pemerintah, termasuk vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Kandidat vaksin hasil kolaborasi atau kerja sama dengan pihak luar negeri, di antaranya Bio Farma dengan Sinovac dari Tiongkok, Kimia Farma dengan G42 dari Uni Emirat Arab, dan Kalbe Farma dengan Genexine dari Korea Selatan.***

Halaman:

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah