Network
DESKJABAR - Kolesterol naik pasca Lebaran? Bisa jadi karena "balas dendam" menyantap banyak makanan berlemak saat Idulfitri.
Tak apa-apa asal jangan keterusan. Segera batasi mengonsumsi makanan mengandung kolesterol tinggi dan makanlah makanan sehat.
Idealnya, nilai kolesterol total 200 miligram per desiliter (mg/dL) atau lebih rendah. Itu nilai kolesterol LDL berbahaya. Kelebihan LDL yang menumpuk di dinding arteri dan memicu pelepasan zat peradangan meningkatkan risiko serangan jantung.
"Untuk mencegah penyakit jantung, LDL Anda harus 100 mg/dL atau lebih rendah," kata Dr. Jorge Plutzky, direktur kardiologi preventif di Brigham and Women's Hospital yang berafiliasi dengan Harvard.
Mengutip health.harvard.edu, menghindari makanan yang tinggi kolesterol bukanlah cara terbaik untuk menurunkan LDL. Namun, pola makan secara keseluruhan, terutama jenis lemak dan karbohidrat yang dikonsumsi justru berdampak paling besar pada nilai kolesterol darah.
"Seperti yang dicatat oleh American Heart Association, Anda akan mendapatkan keuntungan terbesar dengan menurunkan lemak jenuh dan menggantinya dengan lemak tak jenuh," kata ahli diet terdaftar Kathy McManus, direktur Departemen Nutrisi di Brigham and Women's Hospital.
Artinya, menghindari terlalu banyak makan daging, keju, dan produk susu berlemak tinggi lainnya seperti mentega, juga es krim. Yang tak kalah penting adalah mengganti kalori tersebut dengan lemak tak jenuh yang sehat (seperti minyak sayur, alpukat, dan ikan berlemak) ketimbang karbohidrat olahan seperti roti putih, pasta, dan nasi putih.
Masalah lainnya adalah karbohidrat olahan yang memang sangat rendah serat.
11 Makanan Terbaik
Paling tidak ada 11 makanan yang merupakan sumber serat atau lemak tak jenuh yang baik (atau keduanya).
1. Oatmeal
Gandum utuh ini merupakan salah satu sumber serat larut terbaik, sama halnya dengan jelai. Mulailah hari Anda dengan semangkuk oat, dengan taburan buah segar atau kering sebagai tambahan serat.
