BENARKAH Mobil Listrik Ramah Lingkungan? Tidak Juga, Masih Banyak Jejak Karbon yang Dihasilkan

- 17 Februari 2023, 06:30 WIB
ilustrasi pameran mobil listrik. Tren mobil listrik terus meningkat. Tapi apakah mobil ini benar-benar ramah lingkungan?
ilustrasi pameran mobil listrik. Tren mobil listrik terus meningkat. Tapi apakah mobil ini benar-benar ramah lingkungan? /evchargeplus.com/

DESKJABAR – Sejalan dengan isu lingkungan yang kian gencar, tren mobil listrik pun di pasar otomotif global kian meningkat. Namun yang jadi pertanyaan, apakah benar mobil listrik ramah lingkungan? Nayatanya masih banyak jejak karbon yang dihasilkan kendaraan ini.

Tren penjualan mobil listrik memang terus menunjukkan peningkatan yang tiada hentinya. Tahun 2022, penjualan mobil listrik secara global mencapai 10 persen dari total penjualan mobil baru, atau jumlahnya mencapai 7,8 juta kendaraan listrik.

Baca Juga: JIKA Tol Getaci Tidak Dibangun, Arus Mudik Lebaran 2023 akan Macet Parah, Bandung ke Tasikmalaya Bisa 10 Jam

Hampir kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa membeli mobil listrik berarti Anda telah berpartisipasi untuk menjaga lingkungan. Mobil listrik dianggap sebagai solusi dari ancaman polusi udara yang diakibatkan oleh asap knalpot kendaraan berbahan bakar bensin.

Tapi hal itu tidak semuanya benar. Memang mobil listrik yang benar-benar ditenagai batere tidak menghasilkan asap knalpot yang berbahaya bagi lingkungan. Namun jangan lupa, ada ancaman  lingkungan dari tahapan penggunaan mobil listrik.

Tren Global Mobil Listrik

Mengutip dari laman teslarati.com, penjualan mobil listrik secara global pada tahun 2022 mencapai 7,8 juta unit atau setara dengan 10 persen dari jumlah penjualan mobil baru pada tahun itu. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2021 yang mencapai 8,3 persen.

Mobil listrik atau electric vehicle (EV) dari tahun ke tahun menjadi lebih popular, dengan penjualan tertinggi  secara global pada tahun 2022 terjadi Eropa dan China. Di dua pasar ini, pabrikan sangat fokus pada penjualan EV dan bergegas untuk mengeluarkan model kompetitif.

Di pasar Amerika Serikat juga mengalami peningkatan penjualan keseluruhan kendaraan baterai-listrik. Data lain menunjukkan pembuat mobil di AS menjual 807.180 mobil listrik pada tahun 2022. Jumlah ini, naik 2,6 persen dari tahun sebelumnya. Mobil listrik yang terjual pada tahun lalu di AS mencapai 5,8 persen dari semua mobil yang terjual pada tahun 2022.

Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya Usulkan Tiga Exit Tol Getaci, Mangunreja, Padakembang, dan Cineam

Sementara di pasar otomotif di Indonesia, laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan bahwa penjualan mobil listrik di Indonesia sebanyak 15.437 unit sepanjang 2022. Jumlahnya melonjak sebesar 383,46% dibandingkan setahun sebelumnya terjual sebanyak 3.193 unit.

Pada tahun 2023, penjualan mobil listrik akan terus meningkat.  S&P Global Mobility memperkirakan penjualan mobil listrik secara global tahun ini akan mncapai 10 juta unit. Jumlah ini setara dengan 14 persen dari penjualan total mobil baru.

Fakta Mengejutkan Dampak Lingkungan Mobil Listrik

Sementara itu mengutip dari kantor berita Reuters yang publish pada 10 November 2022, melaporkan fakta mengejutkan yang terjadi di kawasan Eropa. Kawasan ini menjadi zona pertumbuhan penjualan mobil listrik tercepat di dunia.

Namun kenyataanya, di Polandia dan Kosovo penggunaan mobil listrik di kedua negara ini menghasilkan lebih banyak emisi karbon. Hal ini disebabkan karena sumber listrik yang dihasilkan di kedua negara ini masih berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil, seperti batubara.

Baca Juga: Ruang Konseling IPB Diresmikan, Arif Satria: Ruang Konseling Tidak Menakutkan, Tidak Membuat Orang Malu Datang

Menurut sebuah laporan, Swiss menjadi negara dimana dampak penggunaan mobil listrik yang sepenuhnya tidak mencemari lingkungan, atau  penghematan karbon sebesar 100 persen dibandingkan mobil berbahan bakar bensin.

Hasil survey konsultan penelitian Radiant Energy Group (REG) tersebut melaporkan, setelah Swiss performa terbaik diikuti Norwegia 98%, Prancis 96%, Swedia 95%, dan Austria 93%. Laporan itu juga memperlihatkan negara Eropa kelompok bawah dalam performa mobil listrik yang digunakan. Siprus penghematan emisi karbon dari mobil listrk yang digunakan hanya sebesar 4%, Serbia 15%, Estonia 35%, dan Belanda 37%.

Negara-negara Eropa sendiri sepakat mentargetkan akan menghapus penggunaan mobil berbahan bakar fosil atau bensin pada tahun 2040.

Sumber listrik buat isi ulang batere mobil listrik masih didominasi berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara
Sumber listrik buat isi ulang batere mobil listrik masih didominasi berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara

Mobil Listrik Masih Menghasilkan Jejak Karbon 

Banyak pemilik mobil listrik berpikir bahwa mereka mengendarai mobil yang ramah lingkungan, mobil yang tidak akan menimbulkan polusi udara, seperti halnya polusi yang diakibatkan knalpot mobil konvensional berbahan bakar bensin.

Namun tahukah Anda bahwa logam yang digunakan di dalam baterai yang menjadi sumber utama penggerak mobil listrik adalah terbuat dari Leucum, Nikel, Kobalt, dan Garfield. Logam ini dikenal sebagai sebagian logam yang menyebabkan banyak polusi di dunia.

Mobil listrik dalam kenyatannya memang masih meninggalkan jejak karbon ke udara yang bisa mengancam lingkungan.

Jejak karbon yang ditimbulkan dari mobil listrik terjadi di 3 tahapan saat mobil akan beroperasi. Tiga tahapan yang dimaksud adalah :

1.Tahapan Pembuatan Mobil dan Batere

Proses pembuatan mobil listrik ternyata masih meninggalkan jejak karbon ke udara. Hal ini terkait dengan proses pembuatannya , seperti penggunaan listrik di pabrik mobil listrik yang masih banyak sumber listriknya berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil, seperti batubara.

Masalah utama lainnya adalah baterai. Pembuatan batere sebagai tenaga utama penggerak mobil listrik, memerlukan penambangan dan pengangkutan berbagai bahan mentah termasuk kobalt dan litium.

Fasilitas ini membutuhkan sejumlah besar energi untuk berfungsi. Biasanya, energi ini dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Pada gilirannya, hal ini meningkatkan jejak karbon dari baterai yang dipasang pada kendaraan listrik.

Faktanya, beberapa peneliti berpendapat bahwa konstruksi baterai untuk mobil listrik dapat menambah hampir 40% emisi produksi ekstra .

Fakta lain menyebutkan bahwa membuat baterai lithium-ion 80 kWh yang digunakan di dalam mobil listrik Tesla Model 3 menghasilkan antara 2,5 dan 16 metrik ton CO2.

2.Tahapan Pengiriman Mobil Listrik

Ada juga emisi karbon yang terkait dengan pengiriman suku cadang kendaraan dan juga pengiriman mobil listrik itu sendiri baik dari pabrik ke showroom, maupun dari showroom ke rumah konsumen.

Baca Juga: Pengajuan KHDPK 1,1 Juta Hektar Hutan di Jawa Ditolak DPR, Dirjen KLHK Masih Sosialisasi di Kendal dan Blora

Kebanyakan truk atau kontainer pengangkut mobil listrik dalam pengirimannya adalah truk yang masih menggunakan bahan bakar fosil atau bensin. Itu berarti pada tahapan ini ada jejak karbon atau biaya karbon yang harus dikeluarkan.

3.Tahapan Pengisian Batere

Mobil listrik yang menggunakan batere sebagai penggerak utama, memiliki batas maksimum penggunaan. Pada saatnya daya habis maka batere harus diisi ulang atau di charge dengan alat-alat yang sudah disediakan.

Di sejumlah negara, pengisian ulang bisa dilakukan di rumah atau di terminal-terminal yang sudah disediakan di area-arer tertentu. Termasuk di Indonesia.

Sayangnya, sumber listrik yang digunakan di terminal-terminal tersebut, sebagian besar berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil yakni batubara.

Meski demikian, secara keseluruhan, penggunaan mobil listrik jauh lebih baik dibanding mobil konvensional berbahan bakar bensin.

Mengutip laman Kementerian Lingkungan Hidup melaporkan bahwa emisi kendaraan bermotor baik mobil maupun sepeda motor berbahan bakar bensin, berkontribusi sebesar 70% terhadap pencemaran Nitrogen Oksida (NOx), Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2) dan Partikulat (PM) di wilayah perkotaan.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x