Menyusuri Petilasan Dewi Rengganis, Pendakian Gunung Argopuro Jatim Bagian 3, Hati-hati Lewati Ladang Jelatang

- 13 September 2022, 10:44 WIB
Padang Savana Argopuro yang luas menjadikan hiburan tersendiri bagi pendaki saat melalui treknya yang panas.
Padang Savana Argopuro yang luas menjadikan hiburan tersendiri bagi pendaki saat melalui treknya yang panas. /Dicky Harisman/DeskJabar.com/


DESKJABAR
  -  Dari Terminal Bis Baderan ke basecamp pendaki ditempuh sekira 40 menitan dengan ojek atau mobil bak.

Ojeg ini nantinya  sampai di basecamp pendaki sekaligus tempat registrasi pendakian Gunung Argopuro.

Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi) pendakian Argopuro sebesar Rp25.000 per orang untuk  biasa dan Rp 35.000 per orang pada akhir pekan. 

Jika kita akan mendaki selama 3 hari berarti kita harus mengeluarkan uang sebesar Rp105.0000 di akhir pekan.

Baca Juga: Yuk Liburan Bareng Keluarga! Ini 3 Tempat Wisata Sentul, Bogor yang Instagramable Bisa Pake Camvervan Juga Lho

Di tempat registrasi seperti biasa kami dibekali beberapa catatan tidak tertulis yang harus kami patuhi di hutan belantara Argopuro, seperti tidak boleh membuat api ungun, mendirikan tenda di jalur babi hutan dan binatang buas lainnya.

Berhenti melakukan perjalanan jika hari mulai gelap, mengingat binatang predator Argopuro keluar mencari mangsa pada malam hari.

Trek yang akan kami lalui adalah trek batu makadam, kebun kopi warga, hutan terbuka, hutan rapat, savana yang sangat luas, sungai dan lembahan.

Kami juga akan melewati jalan yang ditumbuhi pohon Jelatang (pohon dengan daunnya yang bisa menusuk kita sehingga menimbulkan gatal dan panas sampai berhari-hari), semuanya akan menjadi tantangan dan pengalaman petualang tersendiri bagi yang sudah siap.

Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual

Bismillah, kami mulai bersiap-siap menuju pos demi pos peristirahatan di sepanjang jalur pendakian. Perjalanan kami awali dengan mencarter ojeg dari pos registrasi (basecamp) sampai ke ujung makadam (batas ladang kopi penduduk sekitar).

Ongkos untuk sekali naik ojeg sebesar Rp50.000 per orang. 

Kebanyakan pendaki menggunakan jasa ojeg terlebih dahulu saat melewati kawasan batu makadam yang melelahkan ini hingga batas kebun warga dengan hutan.

Alasannya, selain menghemat tenaga dan waktu yang terbuang di trek batu. Kami berusaha menghindari risiko cedera di kaki. 

Baca Juga: HAPPY SOB, Ada Hadiah Keren dan Gratis dari Garena, Ayo Klaim Kode Redeem FF 13 September 2022, Terbaru

Sebab jika kita tidak berhati-hati risiko cedera terpeleset sangat besar.

Pendaki harus memperhitungkan kesehatan dan keselamatan diri maupun tim apabila terjadi apa-apa.

Bayangkan jika kita melakukan perjalanan yang sangat jauh di tengah perjalanan mengalami masalah dengan keselamatan atau kesehatan.

Pertolongan yang diberikan tidaklah mudah, maju dengan kaki terpincang-pincang selama dua hari. Atau balik lagi ke basecamp selama dua hari.

Baca Juga: ADA Netizen Minta Bjorka Usut Kasus Kematian Mahasiswa UI Akseyna, Semoga juga Kasus Subang

Jika mau bersabar menunggu pendaki lewat lalu memesan ojeg. Untuk jaga-jaga, sebaiknya membawa alat komunikasi berupa handy talkie atau telepon satelit jika punya.

Trek batu ini memang ajib, kami yang dibonceng penarik ojeg harus berpegangan kuat-kuat agar tidak terjatuh dari sepeda motor.

Terlebih saat melewati tikungan batu dan trek tidak beraturan yang spontan kaki saya mau turun namun keburu dilarang sang driver.

Alasannya takut malah motor yang kami tumpangi jatuh, mereka sudah terbiasa dengan jalur sangar.

Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Orang yang Akan Dijadikan Tumbal Pesugihan, Salah Satunya Linglung

Selesai jalur batu kami sampai di tepi hutan terbuka, inilah awal perjalanan sesungguhnya. Kami bersiap untuk memulai perjalanan dengan tujuan Pos Mata Air 1.

Jalur pendakian masih terbilang landai, menyusuri jalur tanah yang lebih mirip sungai kering dimana bagian bawahnya sudah tergerus oleh lintasan motor.

Jalur pendakian Gunung Argopuro melalui Baderan memang bisa dilalui sepeda motor. Biasanya untuk keperluan penelitian, evakuasi pendaki dan fotografi banyak yang menggunakan sepeda motor hingga pos Cikasur dengan tarif yang cukup mahal. Rp300 ribu sampai Rp350 ribu sekali jalan.

Jalur terkadang menyiksa, bayangkan kita harus melompati jalanan bekas lintasan dalamnya mungkin 7-10 cm (bekas ban motor) salah-salah kaki kita bisa terpeleset atau terkilir.

Baca Juga: RUMAH TUSUK SATE, Benarkah Tempat Kumpul Jin Jahat , Ustadz Khalid Basalamah Menjelaskan

Jadilah kaki kita melangkah zig zag dari jalanan sebelah kiri loncat kanan dan seterusnya.

Menjelang sore sekira jam 17.00 kami sampai di Pos Mata Air 1. Sebuah Area terbuka yang terdapat lembahan di bagian kiri dengan kedalaman puluhan meter.

Enam jam kami berjalan hari pertama ini. Ada lahan kecil disini untuk berkemah dengan kapasitas empat tenda.

Di Pos Mata Air 1 juga ada sumber air yang mengalir dari sungai yang jernih meski dibutuhkan perjuangan untuk turun ke sungai dengan cara menuruni jalanan yang terjal.

Baca Juga: Wisata Bandung, Inilah 3 Jalan Bersejarah di Bandung yang Instagramabel dan Eksotis, Keren Buat Healing Gratis

Beberapa tenda berdiri di Pos Mata Air 1, ini malam pertama kami membuka tenda untuk selanjutnya beristirahat, makan  malam dan melenturkan badan untuk perjalanan yang masih harus kami lalui.

Malam di Pos Mata Air 1 lumayan dingin, bintang yang gemerlappun seakan tersekat kehadiran kabut tipis yang menemani kami menutup malam itu. (Bersambung). ***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah