Padahal, gandum merupakan bahan utama sebagian besar produk makanan, termasuk mi instan.
Sementara itu, industri makanan Indonesia masih sangat tergantung pada bahan baku gandum impor. Bayangkan saja, tahun lalu impor gandum Indonesia mencapai 8,4 juta ton. Nah, 23 persen di antaranya diimpor dari Ukraina.
Selain itu, Rusia dan Ukraina dikenal sebagai penghasil gandum utama dunia. Kedua negara tersebut berkontribusi 30 hingga 40 persen produk gandum dunia.
Dengan kondisi seperti ini, wajar jika Syahrul Yasin Limpo memprediksi harga mi instan di Indonesia akan naik hingga 3 kali lipat.
Seberapa banyak konsumsi mi intan RI
Mengenai kapasitas produksi mi instan di Indonesia memang sangat fantastis. Bayangkan saja produk mi instan Indomie dengan berbagai varian rasa, kapasitas produksinya mencapai 19 miliar bungkus per tahun.
Jumlah ini diperkirakan lebih besar lagi, karena mereka mendirikan pabrik di sejumlah negara di luar negeri.
Dilihat dari skala global, berdasarkan World Instant Noodle Association konsumsi mi instan global mencapai 116,56 miliar porsi.