Menurut seorang dosen Sejarah dan Kebudayaan Jawa FIB UI, Prapto Yuwono, menuturkan bahwa malam 1 suro merupakan kegembiraan bagi makhluk-makhluk gaib.
"Mungkin kata lebaran ini maksudnya kegembiraan ya, kegembiraan bagi makhluk-makhluk halus (gaib). Memang sebetulnya berkaitan dengan hal-hal semacam itu (mistis)," ujar Prapto.
Prapto menuturkan bahwa orang-orang Jawa menganggap jika malam 1 suro adalah malam prihatin. Sebab leluhur pada jaman dahulu setiap malam 1 suro kebanyakan bertapa dan menyendiri menghindari keramaian demi keselamatan.
Sehingga, adanya upacara atau ritual yang dilakukan orang-orang Jawa pada malam 1 suro bermaksud meneruskan apa yang menjadi kebiasaan leluhur mereka di jaman dahulu.
"Orang yang masih hidup ingin menyampaikan satu koneksi dengan mereka, bahwa kami masih menjalankan ritual itu demi keselamatan, agar mereka (leluhur) melindungi," jelas Prapto.
Kebanyakan masyarakat Jawa juga percaya, bahwa pada malam 1 suro, terdapat larangan tertentu yang hendaknya dipatuhi.
Misalnya larangan tidak boleh bepergian jauh pada malam 1 suro. Hal tersebut menjadi pantangan karena malam 1 suro adalah malam angker, dimana makhluk-makhluk gaib berkeliaran.
Maka larangan bepergian jauh pada malam 1 suro bertujuan untuk menghindari orang-orang dari godaan makhluk-makhluk gaib yang dapat mencelakai mereka.
Itulah penjelasan mengenai alasan malam 1 suro disebut sebagai hari raya makhluk-makhluk gaib, malam angker dan penuh misteri.***