Network
DESKJABAR –Sekira dua puluh hari menjelang perayaan 17 agustus atau HUT RI ke-77, perajin bendera merah putih dari Camis kebanjiran orderan.
Sudah menjadi agenda tahunan, setiap menjelang perayaan 17 agustusan para perajin bendera di Kampung bendera Ranjirata, desa Cimari, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis meningkat tajam.
Di tengah tingginya permintaan atau pesanan bendera, perajin dihadapkan kepada masalah permodalan yang kurang memadai, sehingga tidak semua orderan dapat dipenuhi.
Akibat terkendala modal tersebut, tidak semua order pesanan bendera dan pernak Pernik lainnya dapat dilayani, karena bahan baku yang harus disediakan butuh modal yang cukup tinggi.
Baca Juga: Kopda Muslimin Ditemukan Tewas di Rumah Orangtuanya, Diduga Menenggak Racun, Ia Telah Buron 11 Hari
Kesibukan di Kampung bendera Ranjirata sangat terlihat jika menjelang 17 agustusan akan tiba, sejumlah penjahit sibuk menyeselesaikan jahitannya, sementara yang lain mengemas pesanan, sedangkang yang lainnya sibuk menyelesaikan pernak pernik umbul-umbul.
Orderan bendera cukup tinggi, penjahit di Kampung Bendera Ranjirata kewalahan jika semuanya harus dijahit disini, oleh karena itu order jahitan dilempar ke daerah lain di Tasikmalaya.
“Sekarang ini pesanan meningkat tajam, hanya saja terus terang kami kesulitan modal, jadi hanya semampunya saja” ujar Didi Rudianto salah satu perajin di Ranjirata Ciamis, dikutif Deskjabar.com dari Pikiran Rakyat.com.
Didi memperkirakan, tingginya permintaan ada hubungannya dengan keadaan pandemi Covid-19 mulai turun.
Baca Juga: Kode Redeem FF 2022 Spesial Diamond 28 Juli 2022; Bonus Diamond 2x Lipat, Jelang HUT ke-5 Free Fire
Dengan situasi yang sudah mulai aman, masyarakat sudah mulai berani kembali beraktivitas diluar rumah, sehingga perayaan HUT RI pada 17 Agustus 2022 semakin semarak jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Keadaan sekarang sudah mulai aman, saya oftimis keadaan seperti ini akan terus stabil, dan perayaan 17 agustusan bakal semakin meriah, mungkin tidak hanya dipusat kota tapi juga mungkin sampai pelosok, berbeda dengan tahun sebelumnya perayaan serba terbatas” kata Didi.
Diakuinya saat ini, pesanan sedang meningkat tajam, namun Didi tidak mampu memenuhi seluruh order pesanan pelanggannya, akibat keterbatasan modal.
Didi menuturkan, saat ini hanya memiliki modal Rp 150 juta, hanya cukup untuk beli bahan seperti benang, kain, dan sejumlah asesoris saja.
Apalagi ditambah kondisi naiknya harga BBM, bahan baku membuat bendera juga ikut turut naik, benang jahit yang sebelumnya hanya Rp 18.000/dus, naik menjadi Rp 24.000/dus, kain bahan sebelumnya hanya Rp 1.050.000, naik menjadi Rp. 1.500.000.
Selain itu, upah pekerja tukang jahit juga ikutan naik, semua hanya Rp 10.000 per kodi naik menjadi Rp 15.000/kodi.
Dengan naiknya harga bahan baku serta upah pekerja, otomatis berpengaruh juga terhadap harga jual bendera.
Berikut harga-harga bendera merah putih dan umbul-umbul berpariasi sesuai dengan ukuran seperti tertera di bawah ini:
1. Bendera Merah Putih ukuran 180 cm x 120 cm harga Rp 75.000, harga sebelumnya Rp 60.000
2. Bendera Merah Putih ukuran 150 cm x 100 cm harga Rp 70.000, harga sebelumnya Rp 55.000
3. Bendera Merah Putih Ukuran 135 cm x 90 cm harga Rp 65.000, harga sebelumnya Rp 45.000
4. Umbul-umbul ukuran panjang 3 meter harga Rp 25.000, harga sebelumnya Rp 20.000
5. Umbul-umbul ukuran panjang 4 meter harga Rp 45.000, harga sebelumnya Rp 35.000
Sementara harga Backdrop ukuran 6 meter Rp 200.000 sebelumnya harga Rp 150.000.
Pada tahun ini menurut Didi tidak memproduksi umbul-umbul panjang 5 meter dan Backdrop 10 meter.
Msih menurut Didi, Produksi bendera yang paling dicari masyarakat untuk rumah tangga ukuran 120 cm x 80 cm.
Bendera hasil produksinya dipasarkan ke berbagai wilayah seperti ke Jepara, Demak, Blora, Cepu, Bojonegoro dan sekitarnya, dan tidak tertutup kemungkinan sampai ke Bali.
Harapan Didi semoga peringatan HUT kemerdekaan tahun ini lebih meriah dana man, lebih banyak warga yang memasang bendera dan umbul-umbul baru, pungkasnya.***
