Maka Nabi Muhammad SAW memberikan contoh kepada sahabat untuk melestarikan puasa sebagai syukur kepada Allah atas perlindungan-Nya kepada Nabi Musa dan kaumnya dari kejaran Firaun.
"Puasa ini dikenal dengan puasa Asyura yang bertepatan dengan 10 Muharram," ucap Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Adi Hidayat menegaskan bahwa hadits tersebut mengonfirmasi tiga hal yang bisa diraih hikmahnya.
1. Nabi Muhammad SAW lebih berhak menyempurnakan syariat Nabi Musa AS
Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan, bahwa saat itu Nabi Muhammad SAW mengatakan, 'Saya lebih berhak dibandingkan dengan kalian untuk melestarikan dan menyempurnakan syariat Nabi Musa AS.'
"Kalimat ini memberikan penegasan syariat yang dibawa Nabi sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad SAW bersumber dari satu Tuhan dan keyakinan yang sama, yaitu syariat Allah SWT," ujar Ustadz Adi Hidayat.
Ia menjelaskan bahwa ketundukan dan kepatuhan yang sama yang melahirkan kedamaian dan ketentraman disebut dengan Islam. Muslim, orang yang patuh.