Mitos Malam 1 Suro, Keramat Pantang Dilanggar Jika Tidak Ingin Sial, Cek Bedanya dengan Malam 1 Muharram

- 26 Juli 2022, 21:51 WIB
Mitos malam 1 Suro, keramat pantang dilanggar jika tidak ingin sial, cek bedanya dengan malam 1 Muharram
Mitos malam 1 Suro, keramat pantang dilanggar jika tidak ingin sial, cek bedanya dengan malam 1 Muharram /IG wahyuandhika22/

DESKJABAR – Inilah mitos malam 1 Suro, keramat pantang dilanggar jika tidak ingin sial, cek bedanya dengan malam 1 Muharram.

Tahun ini 1 Suro jatuh pada 30 Juli 2022, bertepatan dengan tahun baru Islam atau 1 Muharram.

Di dalam budaya Jawa,  malam 1 Suro dianggap keramat dan mengandung mitos yang pantang dilanggar. Dipercayai bahwa siapa saja yang melanggar pantangannya akan bernasib sial.

Peringatan malam 1 Suro sering dikaitkan dengan hal yang berbau mistis sehingga masyarakat Jawa meyakini  bahwa mereka harus mematuhi pantangan yang ditetapkan.

Baca Juga: Puncak Peringatan Harganas 2022 Kota Bandung, Optimalisasi Fungsi Keluarga Dalam Pencegahan Stunting

Mengutip dari buku Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa tahun 2010 karya Muhammad Shalihin, kata Suro sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu Asyura yang artinya 10. Padahal dalam penanggalan Islam, Asyura merupakan hari ke 10 pada bulan Muharram.

Hal ini dilansir DeskJabar.com dari kanal Youtube Samurai Barokah yang tayang 25 Juli 2022.

Sejarahnya konon malam 1 Suro merupakan penyatuan  dua kubu yangterpecah, yaitu penganut kepercayaan Islam dengan kejawen semasa Kerajaan Mataram oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma (1613-1645)

Kemudian ini menjadi tradisi turun menurun di kalangan masyarakat Jawa. Malam 1 Suro dianggap sakral dan kental aura mistis karena  pengaruh budaya keraton.

Baca Juga: REKOMENDASI Wisata Kuliner Malam  di Bandung, Paling Hits, Enak Mantap, Jangan Kaget Kalau Ketagihan

Keraton sering mengadakan upacara dan ritual saat peringatan malam 1 Suro. Selanjutnya tradisi itu diwariskan kepada masyarakat dan generasi berikutnya.

Mitos yang berkembang selama ini adalah pada malam 1 Suro masyarakat dilarang ke luar rumah, mereka harus tinggal didalam rumah karena makhluk gaib bergentayangan di bumi.

Larangan berikutnya  adalah menggelar pernikahan. Jika ini dilanggar maka dipercayai bahwa pasangan pengantinnya akan bernasib sial sehingga masyarakat Jawa memilih tanggal lain jika ingin menggelar pernikahan.

Pindah rumah juga merupakan pantangan yang tidak boleh dilanggar jika tidak ingin tertimpa hal yang buruk.

Ritual yang paling iconic saat malam 1 Suro adalah tapa bisu yaitu ritual puasa bicara sembari mengelilingi benteng keraton Jogjakarta, selama menjalani sesi ini juga dilarang makan dan minum dan lain-lain.

Perbedaan Malam 1 Suro dan 1 Muharram

Malam 1 Suro adalah penanggalan Jawa, sementara 1 Muharram menganut kalender Hijriah yang dipercaya oleh umat Islam.

Meskipun jatuh pada tanggal yang sama tapi tradisi dan cara orang merayakannya jauh berbeda.

Pada malam 1 Muharram, umat Islam merayakannya dengan cara berzikir, berdoa ataupun membaca Alqur’an.

Sementara malam 1 Suro dianggap sebagai malam  yang sakral penuh mistis sehingga dalam peringatannya identik dengan hal yang berbau klenik.

Peringatan malam 1 Suro biasanya diwarnai dengan membersihkan pusaka seperti keris, berziarah ke makam leluhur, atau selamatan.

Sebagian orang masih percaya pada mitos malam keramat 1 Suro dan selebihnya menganggap bahwa mitos itu tidak benar karena nasib baik dan buruk kita ditentukan oleh Allah SWT bukan oleh hal yang berbau mistis tersebut.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: YouTube Samurai Barokah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x