Wajib Tahu! Inilah 6 Cara Mudah untuk Mendeteksi Kebohongan, No 5 yang sering terjadi

- 4 Juli 2022, 23:11 WIB
Mata akan menunjukan, apakah seseorang tersebut berkata jujur atau malah berbohong?
Mata akan menunjukan, apakah seseorang tersebut berkata jujur atau malah berbohong? /YouTube SISI TERANG/

DESKJABAR – Berbohong sering disebut dengan perbuatan yang negatif dan berdusta, tentunya tidak ada seorangpun yang tidak ingin disebut pembohong. Namun, kenyataannya setiap orang pasti pernah melakukan kebohongan.

Banyak orang yang berkata, tidak ada pilihan lagi kecuali terpaksa berbohong demi kebaikan, baik itu menghindari konflik ataupun situasi yang tidak menyenangkan. Bahkan ada seseorang yang berbohong karena untuk menjaga perasaan orang lain.

Namun, bagaimana jadinya jika misalkan kamu sering dibohongi oleh seseorang demi keuntungan dirinya sendiri dan bahkan sampai merugikan diri kamu?

Oleh karena itu, penting untuk kamu mengetahui cara mendeteksi seseorang ketika berbohong kepada kamu. Maka, perhatikan cara-cara berikut ini untuk mendeteksi kebohongan dari lawan bicaramu.

Dilansir DeskJabar.com dari kanal YouTube SISI TERANG yang diunggah pada tanggal 23 Juni 2022 membahas tentang cara-cara super mudah untuk mendeteksi kebohongan.

Baca Juga: Wajib Tahu! Inilah 5 Amalan di Sepuluh Awal Bulan Dzulhijjah, Rugi Besar Jika Kamu Meninggalkannya

Berikut ini 6 cara yang dapat menunjukan bahwa lawan bicaramu tidak jujur kepadamu alias berbohong:

 

  1. Pembohong tak menyebut dirinya sendiri

Cara pertama ini adalah yang banyak dijadikan metode berbohong, dimana misalnya ketika kamu waktu kecil memecahkan vas bunga dan mengadu ke orangtua mu dengan mengatakan “Ma, aku lihat vas bunga favorit mama pecah di lantai dapur”.

Kita waktu kecil berbicara seperti itu untuk menghindari hukuman dan tanpa sedikitpun mau bertanggung jawab. Dan metode ini masih banyak digunakan oleh orang dewasa.

Dan jika kamu ingin mengetahui dia jujur, kira-kira orang tersebut bakalan berkata “Ma, aku tidak sengaja mecahin vas bunga favorit mama, maaf ya”.

Pola prilaku ini sama dan berlaku untuk semua orang, dan perhatikan saja apakah orang yang berbicara menaruh tanggung jawab atas sesuatu ke faktor alam atau objek abstrak lainnya.

Baca Juga: Wajib Tahu! Inilah 4 Cara untuk Mengatasi Overthinking Agar Hidup Tenang dan Bahagia

 

  1. Sikap pembicara pembohong bersifat negatif

Secara garis, seorang pembohong bersifat negatif dan pesimis, misalnya apa yang orang katakan saat terlambat kerja ke kantor atau rapat penting, pasti orang tersebut berbicara seperti ini “Maaf aku bakal telat, jalanannya macet banget, orang-orang juga pada engga ngerti cara menyetir, bukan salah aku!”.

Dari perkataan tersebut, tahukah kamu kenapa orang tersebut menyalahkan orang lain bukan dirinya sendiri?

Semua ini ada alasan psikologisnya, menunjukkan sikap negatif berarti orang tersebut merasa bersalah atas kebohongannya secara tak sadar.

 

  1. Penjelasan pembohong sangat sederhana

Otak manusia selalu siap membantu bahkan saat kita mau membohongi seseorang. Namun, masalahnya pembohong akan menjelaskan semuanya dengan istilah yang sederhana karena otak si pembohong menolak pembohongan yang rumit.

Penilaian atau evaluasi merupakan salah satu hal rumit yang sulit diperhitungkan, salah satu contohnya adalah ketika kamu mendapat nilai ujian jelek. Biasanya kita mengetahui penyebab nilai ujian jelek karena kita belum maksimal dalam belajar.

Namun, seorang pembohong akan berkata “aku bingung kenapa nilaiku jelek?”. Meski orang tersebut bisa mengakui dan berkata “aku kurang belajar dan semua ini salahku”.

Baca Juga: Wajib Tahu! Inilah 5 Tips Mengolah Daging Agar Rendah Kolesterol di Hari Raya Idul Adha

 

  1. Seorang pembohong memakai kata-kata yang membingungkan

Meski penjelasannya sederhana, pembohong menggunakan struktur kalimat yang rumit dan menambahkan kata-kata yang semestinya tidak perlu di sampaikan, dan detail yang tidak penting namun terdengar masuk akal, dimana hal tersebut membantu mereka untuk mengembangkan kebohongan mereka.

Perhatikan struktur kalimat yang dilebih-lebihkan dan kata-kata yang tidak penting. Misalnya dalam salah satu situasi dimana komplotan penjahat harus membuktikan alibinya.

Jika bersalah dia akan bersifat agresif, negatif, dan terlalu cerewet, contohnya ia akan berkata “Saya tidak kenal kedua pencuri ini, kalian kira saya bakal melakukannya dengan orang-orang aneh itu?”

Namun jika ia tidak bersalah dia akan menceritakan situasi sebenarnya dengan misalnya menghabiskan waktu luang bersama istri, contohnya ia akan berkata “Yang mulia, saya sedang bersama istri dan anjing kecil saya pada malam perampokan itu”.

 

  1. Melihat reaksi mata si pembohong

Mata seseorang tidak pernah bohong, secara ilmiah saat tahu kita berbohong kita pasti merasa gugup yang mengarah detak jantung yang lebih cepat dan pupil mata melebar. Kamu hanya perlu mengeluarkan pertanyaan yang ingin dia jawab dan perhatikan pupil matanya saat ia menjawab.

Tak hanya pupil mata yang bisa bereaksi ketika seseorang berbohong, tapi seseorang jika berbohong ia tidak akan berani menatap kamu secara langsung.

Baca Juga: Bingung? Ingin Puasa Sunnah Arafah tapi Masih Punya Puasa Qodho Ramadhan, Inilah Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

 

  1. Pembohong menggunakan terlalu banyak detail dalam cerita sederhana

Minta seseorang dengan cara lantang menceritakan kejadian tertentu, misalnya jika ia jujur dia akan berkata “aku pergi ke toko membeli semua yang aku butuhkan, lalu aku pulang dan menonton acara tv favoritku sampai tengah malam”, dimana hal tersebut tidak ada yang dilebih-lebihkan.

Tetapi jika dia berbohong, situasinya akan berbeda, misalnya pembohong akan berkata “Aku keluar dari apartemen lalu bertemu tetangga dan mengobrol sampai lima menit, kemudian aku melihat kesebrang jalan dan ada truk berwarna biru langit pasti ada yang lagi pindahan, lalu aku membeli dua bungkus popcron dan sekantong kentang, ketika di perjalanan pulang aku berhenti merokok selama sepuluh menit dan aku melihat anak tetangga yang imut bernama fitri, lalu aku pulang ke rumah dan memasak selama dua jam, lalu aku makan malam dan kemudian tidur”.

Seorang pembohong berpikir bahwa cerita detail-detail tersebut membuat cerita mereka menjadi nyata padahal tidak sebab kita tidak mengingat tindakan otomatis dan kebiasaan kita.

Dan misalnya kamu tidak yakin dengan cerita lawan bicaramu, maka mintalah dia untuk menceritakan kembali dari awal, kalau kamu berbicara dengan seorang pembohong dia akan terjebak dengan semua imajinasinya yang berlebihan dan lupa.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: YouTube SISI TERANG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah