"Dan, kini pesantren Khoirur Rooziqiin sudah berjalan tahun 5, kelima. Alhamdulillah," kata ustadz Nas.
Selama masa ini, ustadz Nas merasakan semua pihak terlibat tanpa ada paksaan.
Orangtua menitipkan anaknya dengan tanpa beban, tanpa ada tagihan, dan tanpa ada ketakutan ijazah anaknya ditahan.
Baca Juga: 9 Adegan dalam Film KKN di Desa Penari yang Tidak Ada di Cerita Asli SimpleMan
Sedekah seikhlasnya dirasakan sebagai bentuk partisipasi.
"Kelegaan hati orangtua ini kami rasakan manfaatnya, karena mereka tidak memberi tuntutan atau komplain layaknya konsumen kepada produsen", lanjutnya.
Tapi yang terkirim dari lisan orang tua adalah doa dan rasa syukur.
Guru pun demikian. Mereka melakukan tugasnya didasari dari partisipasi memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan, bukan transaksional antara insan pendidik dengan manajemen.
Anak-anak santri juga demikian. Mereka belajar sungguh-sungguh sebagai bentuk tanggung jawab mereka ke masyarakat yang telah mensupport mereka.
Masyarakat pun berpartisipasi. Ada yang mengangkat santri sebagai anak asuh. Ada yang rutin mengirimkan makanan.