Namun pada praktiknya, ia terprovokasi oleh keadaan. Misalnya, tak sadar selagi ngobrol dengan kawannya, malah terbawa arus jadi membicarakan keburukan orang lain.
"Bukan untuk berbuat memperbaiki, membantu teman dari sifat-sifat buruknya. Tapi murni untuk menjelekkan orang lain, bergibah. Malah ada juga yang tega menjadi bagian agen provokasi. Itu berpotensi menjadikan puasa ternoda dan nilai puasanya hampa," jelasnya.
Mari jadikan puasa kita untuk melatih diri mencegah kita berbuat suatu yang buruk. Maksimalkan menjaga diri dari hal yang menjadikan nilai puasa minim.***