"Padahal, yang adzan di masa Nabi bukan hanya Bilal. Yang kedua adalah Abdullah Bin Ummi Maktum," kata Ustadz Adi Hidayat.
Persoalannya, kata dia melanjutkan, mengapa Nabi hanya menyebutkan adzannya Bilal?
Oleh karena itu, Ustadz Adi Hidayat menerangkan, jika hendak menerjemahkan hadits, jangan hanya membaca judulnya, tapi membaca isi haditsnya.
Artinya, tidak bisa menyimpulkan hanya dari judul.
Ustadz Adi Hidayat menyatakan, Bilal itu biasa adzan, tapi pada saat lail atau malam hari. Waktunya ba'da Isya sampai ke Fajar.
"Saat fajar tiba, sudah masuk waktu Subuh, awal pagi, yaitu saat awal cahaya matahari membelah keadaan malam. Karena itu waktu Subuh sering disebut Fajar," ucapnya.
Ustadz Adi Hidayat lalu menerangkan Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 187.
Pada ayat pertengahan, kata Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.