SIDANG ISBAT HILAL TAK TERLIHAT, Awal Puasa Ramadhan 1443 Hijriah Jadi Minggu 3 April 2022

- 1 April 2022, 19:19 WIB
Pakar Astronomi Prof H Thomas Djamaluddin menyatakan, hilal tidak terlihat.
Pakar Astronomi Prof H Thomas Djamaluddin menyatakan, hilal tidak terlihat. /Kementerian Agama RI/

DESKJABAR - Berdasarkan informasi terbaru dari sidang isbat, hilal masih terlihat tipis hingga sulit teramati oleh teleskop.

Pakar astronomi yang juga anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag, Profesor H. Thomas Djamaluddin mengungkapkan, secara astronomis, posisi hilal di Indonesia pada saat Maghrib, 1 April 2022 masih berada di bawah kriteria baru MABIMS yang ditetapkan pada 2021, sehingga kemungkinan tidak dapat teramati.

Kriteria itu mengacu kepada hasil kesepakatan Menteri-menteri dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada 2021.

Baca Juga: HASIL SIDANG ISBAT HILAL (TAK) TERLIHAT? Ternyata Ini Kriteria Baru Acuan Kemenag, Cek 4 Link Live Streaming

"Di Indonesia, posisi hilal awal Ramadan 1443 H terlalu rendah sehingga hilal yang sangat tipis tidak mungkin mengalahkan cahaya syafak (senja), sehingga kemungkinan tidak terlihat," kata Thomas Djamaluddin.

Kriteria baru MABIMS menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.

Sementara itu, menurut Thomas Djamaluddin, pada saat Magrib 1 April 2022, posisi bulan di Indonesia tingginya kurang dari 2 derajat dan elongasinya sekitar 3 derajat.

"Hilal kemungkinan tidak teramati. Kalau ada yang mengklaim melihat hilal, dimungkinkan itu bukan hilal. Secara astronomi klaim itu bisa ditolak," ungkap Peneliti BRIN ini.

Pelaksanaan sidang Isbat 2022 sendiri berlangsung secara luring dan daring (online) di Auditorium HM Rasjidi Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta.

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Kementerian Agama RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x