Penentuan 1 Ramadhan dalam Perdebatan Hisab dan Rukyah, Pilih Mana? Simak Pakar Falak Muhammadiyah

- 22 Maret 2022, 13:12 WIB
ilustrasi bulan Ramadhan
ilustrasi bulan Ramadhan /pixabay/ciplanay/

Perdebatan akurasi

Baca Juga: Jelang Ramadhan 2022, Sering Terjadi Kesalahan Saat Ziarah Kubur, Tanpa Sadar Jadi Dosa, Ustadz Abdul Somad

Sementara itu, dalam rilisnya tanggal 20 Februari 2022, laman muhammadiyah.or.id juga menyebutkan, tidak sedikit ulama yang mengatakan proses penghitungan posisi bulan dan matahari menggunakan hisab tidaklah akurat. Karena dianggap spekulatif belaka, ada semacam probabilitas kesalahan yang cukup besar di dalamnya.

"Salah satu ulama yang menolak hisab sebagai metode penentuan awal bulan kamariah ini ialah Ibnu Taimiyah. Dalam kitab Majmu’ Fatawa, tokoh reformasi Islam pada abad pertengahan ini dengan tegas mengatakan bahwa puasa tidak bisa dimulai kecuali dengan melakukan rukyat terlebih dahulu," jelas Muhammadiyah.

Di masa sekarang, ilmu hisab mencapai tingkat akurasi yang tinggi. Ketinggian bulan, misalnya, dapat diketahui sampai pada ukuran detiknya. Lama rata-rata peredaran bulan mengelilingimMatahari adalah 29 hari 12 jam 44 menit 2,5 detik.

Tidak heran bila Yusuf Qaradhawi dalam kitab Kayfa Nata’amal ma’a al-Sunnah al-Nabawiyyah mengatakan bahwa hisab bersifat qath’i. Justru penggunaan rukyat seringkali tidak akurat karena terhalang oleh cuaca alam, alat optik, dan kemampuan manusia itu sendiri.***

Halaman:

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Muhammadiyah.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah