Beda Pendapat Tentang Nisfu Syaban, dan Cara Bijak Menyikapinya, Ini penjelasan Syekh Ali Jaber

- 18 Maret 2022, 11:11 WIB
Syekh Ali Jaber menjelaskan mengenai beda pendapat malam nisfu Syaban. / YouTube Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber menjelaskan mengenai beda pendapat malam nisfu Syaban. / YouTube Syekh Ali Jaber /

DESKJABAR- Beda pendapat tentang nisfu Syaban merupakan hikmah atau Sunatullah dan harus disikapi secara bijak.

Kata Syekh Ali Jaber, Perbedaan pendapat soal fikih itu mengenai malam nisfu Syaban adalah suatu hikmah atau Sunnatullah.

Kenapa ada perbedaan pendapat mengenai malam nisfu Syaban, karena pemahaman dan pemikiran manusia berbeda.

Baca Juga: Puasa Nisfu Syaban 2022 di Hari Jumat Haram, Kecuali...Ustadz Abdul Somad Menjelaskan

Beda pendapat tentang malam nisfu Syaban merupakan hikmah atau Sunatullah dan harus disikapi dengan bijak.

Syekh Ali Jaber menjelaskan bagaimana menyikapi perbedaan pendapat tentang nisfu Syaban.

Dalam YouTube TAMAN SURGA. NET dengan judul "KEUTAMAAN & AMALAN MALAM NISFU SYA'BAN - Syeikh Ali Jaber Rahimahullah" yang tayang pada 28 Maret 2021 dijelaskan mengenai hal tersebut.

Kata. Syekh Ali Jaber beda pendapat tentang nisfu Syaban merupakan hikmah atau Sunatullah. Oleh karena itu tidak akan bisa menyatukan umat dalam satu pendapat.

"Yang bisa disatukan dalam satu pendapat kalau sudah ada jelas perintah atau larangan dalam ayat maupun hadist," kata Syekh Ali Jaber.

Kenapa muncul perbedaan pendapat tentang nisfu syaban, kata Syekh Ali Jaber, karena ada hadist yang dishahihkan oleh Syekh Al Bani Rahimahullah.

"Beliau salah satu ulama yang terbaik sedunia. Dia sudah diakui seorang ulama ahli hadist. Beliau teliti hadist ini dan beliau menyampaikan hadist ini shahih. Dengan banyak riwayat," kata Syekh Ali Jaber.

Baca Juga: Tata Cara Mandi Junub Atau Mandi Wajib Sesuai Sunnah, Ternyata Ini Manfaatnya Kata Ustadz Abdul Somad

Kata Syekh Ali Jaber, di situ Nabi Muhammad SAW menjelaskan "Allah SWT membanggakan atau melihat amalan amalan hamba.

Allah SWT melihat amalan hamba nya di malam nisfu Syaban dan Allah SWT mengampuni semua dosa dosa nya.

Kecuali 2 orang, pertama yang berbuat syirik. Kedua orang yang memendam amarah atau dendamny.

Termasuk kedalamnya orang yang suka menyebar fitnah dan adu domba. Apalagi orang orang yang suka memecah umat.

"Jadi riwayat hadist ini benar benar menjelaskan keutamaan dan kemuliaan malam nisfu syaban. Dan ini hanya satu satunya hadist dalam bermacam riwayat," kata Syekh Ali Jaber.

Kata Syekh Ali Jaber di situlah muncul perbedaan. Karena malam nisfu Syaban adalah malam utama atau malam agung. Disitu Allah SWT mengampuni dosa hamba hambanya.

Misalkan boleh menghidupkan malam nisfu Syaban dengan sholat malam padahal tidak ada perintah.

Karena kata Syekh Ali Jaber, tidak juga ada larangan tentang tidak boleh menghidupkan malam nisfu Syaban dengan sholat malam.

Kalau ada lebih dari itu yang tidak boleh dilakukan, pasti Nabi SAW tidak akan diam.

Karena bisa saja beliau berkata meskipun malam nisfu Syaban malam yang agung tapi tidak boleh kita melaksanakan sholat malam.

Baca Juga: Mandi Junub Setelah Subuh Tetap Sah untuk Puasa? Ini yang Tidak Boleh Kata Ustadz Abdul Somad

"Karena tidak ada kata "jangan" disini maka kenapa harus muncul perbedaan," kata Syekh Ali Jaber.

Kata Syekh Ali Jaber jika dasarnya tidak melakukan karena Nabi Muhammad SAW juga tidak melakukan, maka silahkan tidak perlu lakukan amalan apapun di malam nisfu Syaban.

Nabi Muhammad SAW mangatakan ulama adalah ahli waris para Nabi . Maka apapun persoalan dalam fikih yang belum disepakati ulama secara ijma, umat tersebut masih berada dalam kebebasan.

Kata Syekh Ali Jaber tidak boleh kita mengingkari orang lain sholat malam dan melakukan amalan lainnya yang semisal.

Karena Nabi Muhammad SAW sendiri tidak pernah ingkari dan melarang. Karena sholat malam di malam nisfu Syaban tidak ada larangannya.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: YouTube TAMAN SURGA. NET


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x