JANGAN TERKECOH! Banyak Hadist Palsu Menyebar Terkait Amalan Nisfu Sya'ban, Salah Satunya Sangat Populer

- 17 Maret 2022, 18:18 WIB
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan hadist palsu tentang Nisfu Sya'ban.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan hadist palsu tentang Nisfu Sya'ban. /Screenshot Adi Hidayat Official/

DESKJABAR - Memasuki pertengahan bulan Sya'ban 2022, disebut juga dengan istilah Nisfu Sya'ban.

Banyak ulama yang berpendapat bahwa pada malam pertengahan Sya'ban atau malam Nisfu Sya'ban ada keutamaan.

Oleh karenanya dianjurkan untuk memperbanyak amalan seperti sholat, dzikir, baca Al Quran, dan lain sebagainya.

Namun, menurut Ustadz Adi Hidayat, banyak amalan-amalan yang dikhususkan pada saat Nisfu Sya'ban berasal dari hadist palsu.

"Setidaknya hadist-hadist seputar Sya'ban ada satu yang kualitasnya sahih, ada satu yang kualitasnya dhaif dan selebihnya umumnya palsu," kata Ustadz Adi Hidayat dikutip DeskJabar dari kanal YouTube Batas Narasi, pada video yang diunggah 15 Maret 2022, berjudul "Hadits Shahih dan Hadits Palsu Seputar Nisfu Sya'ban."

Sebagai contoh Ustadz Adi Hidayat menyebutkan salah satu hadist palsu, yang bisa ditemukan di kitab Ibnu Majah, atau di Sunan Al Baihaqi Syuabul Iman, atau kitab silsilah Al-Hadist Al Dha'ifah karya Syekh Muhammad Nasrudin Albani.

Baca Juga: Ini Beberapa Hal Salah Kaprah Memaknai Nisfu Sya'ban, Banyak Hadits Palsu Kata Ustadz Adi Hidayat

"Riwayat ini disampaikan oleh seorang bernama Ibnu Abi Sorbah beliau mengatakan menerima dari Imrohim bin Muhammad, beliau menerima dari Muawiyah bin Abdullah bin Ja'far disampaikan dan disandarkan pada sahabat Ali bin Abu Thalib," jelas Ustadz Adi Hidayat.

"Hadistnya sangat populer, jika telah tiba malam di pertengahan bulan Sya'ban maka hidupkan malamnya dengan banyak menunaikan sholat, dan siangnya lakukan dengan puasa. Maka siapapun yang memohon ampunan kepada Allah maka Allah akan mengampuninya," sambungnya.

Ustadz Adi Hidayat menyatakan bahwa status hadist tersebut palsu. Cacat palsunya ada pada seorang bernama Ibnu Abi Sorbah, orang pertamanya, yang dinilai ulama sebagai orang yang kerap memalsukan hadist.

Ada pun hadist yang dhaif terkait Nisfu Sya'ban disandarkan pada Aisyah RA. Bahwa satu kali Aisyah kehilangan Rasulullah SAW di malam pertengahan Sya'ban.

"Dan itu bagian Rasulullah bagian menginap di rumah beliau (Aisyah). Diduga beliau (Rasulullah) sedang ada di tempat istri yang lain, dicari oleh Aisyah ternyata ditemukan di Baqi," kata Ustadz Adi Hidayat.

Saat itu Rasulullah SAW sedang berdoa kepada Allah SWT, agar Allah mengampuni para muslim yang telah wafat di pemakaman Baqi.

Baca Juga: Mengapa Harus Yasin Bukan Surah Lain yang Dibaca Saat Malam Nisfu Sya'ban, Ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad

"Maka Rasulullah menyampaikan, kata Aisyah, hari ini Allah mengamati kepada manusia, dan mengampuni orang-orang yang memohonkan ampunan," kata ustadz Adi Hidayat menjelaskan.

Hadist tersebut statusnya dhaif tapi disahihkan oleh Syekh Muhammad Nasrudin Albany.

Sementara hadist yang sahih adalah riwayat Abu Musa Al Asy'ari yang bisa ditemukan di Silsilah Al Hadist As Sahihah karangan Syekh Muhammad Nasrudin Albany.

"Bahwa Allah SWT menyampaikan, mengamati kepada hambanya di malam pertengahan Sya'ban, dan mengampuni yang memohon ampunan, sekalipun sebanyak bulu domba," kata Ustadz Adi Hidayat membacakan isi hadist.

Pada hadist yang sahih bisa terlihat dengan jelas bahwa Nabi tidak menyebut amalan yang spesifik untuk di malam Nisfu Sya'ban, karena itu para sahabat dulu hanya melakukan amal yang banyak.

"Ada yang kemudian sholat, kiamil lail, tahajud, ada yang banyak istigfar macam-macam," kata Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa untuk mengetahui hadist itu palsu atau tidak khususnya terkait pertengahan Sya'ban caranya dengan melihat amalan yang dianjurkannya.

Baca Juga: Malam Nisfu Sya'ban 2022! Ini Amalan yang Memiliki Pahala Besar di Sisi Allah SWT, Kata Buya Yahya

"Jadi kalau misalnya ada amalan-amalan yang spesifik yang ditunjukan di malam itu, itu sesuingghumya hadis palsu," katanya.

"Saking palsunya hadist itu, dikitab hadist palsu aja gak ada. Misal hadist yang mengatakan bangun di malam Sya'ban, tunakkan sholat sekian rakaat dibacakan dengan Qulhu Allah diawali dengan sebagainya," sambungnya.

Bahkan salah satu hadist palsu yang cukup populer di masyarakat terkait pertengahan Sya'ban adalah yang menyebutkan pada saat pertengahan Sya'ban, buku amalan manusia ditutup.

"Kalau ditutup artinya amalan kita gak dicatet, jadi antum bebas aja mau lakukan apa saja karena gak di catet," kata Ustadz Adi Hidayat.

"Mustahil buku catatan seorang hamba ditutup kecuali telah wafat," tambahnya.

Ustadz Adi Hidayat menyebutkan bahwa tidak sepenuhnya keliru melakukan amalan di pertengahan bulan Syaban. Tapi tidak seharusnya kita melakukan amalam yang tidak ada dalil, ketentuan, dan contohnya.***

 

 

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Youtube Batas Narasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah