Di Malam Nisfu Sya'ban Buku Amal Tidak Ditutup, Benarkah? Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

- 17 Maret 2022, 14:56 WIB
Ustadz Adi Hidayat menyebut ada salah kaprah tentang buku amal ditutup saat Nisfu Sya'ban
Ustadz Adi Hidayat menyebut ada salah kaprah tentang buku amal ditutup saat Nisfu Sya'ban /Adi Hidayat Official/

DESKJABAR - Jumat 18 Maret 2022, adalah malam nisfu Sya'ban. Banyak orang beranggapan malam itu buku amal kita akan ditutup.

Namun benarkah buku amal kita ditutup pada malam Nisfu Sya'ban?

Perihal pendapat ditutupnya buku amal itu Ustadz Adi Hidayat memberikan pencerahan.

Dirilis kanal YouTube Batas Narasi, 15 Maret 2022, berjudul, "Hadits Shahih dan Hadits Palsu Seputar Nisfu Sya'ban- Ustadz Adi HidayatI Dali l Malam Nisfu Syaban".  

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, di seputar Nisfu Sya'ban (pertengahan Sya'ban) ini banyak hadits - hadist yang dihubungkan dengannya.

Baca Juga: WAJIB TAHU! Malam Nisfu Syaban 2022: Inilah Ibadah yang Dikerjakan Malam Nisfu Syaban kata Ustadz Abdul Somad
 
"Hadits - hadits seputar pertengahan Sya'ban  atau Nisfu Sya'ban ini kita dapati ada satu yang kualitasnya shahih. Satu kualitasnya dhaif (lemah). Selebihnya umumnya palsu," tegas Adi Hidayat yang lulusan  International Islamic Call College Tripoli Libya.

 Ia menyebutkan di antara di antara hadits yang bermasalah disebutkan, hal  yang ia sebut sebagai  "fenomenal" sekarang, bahwa di malam Nisfu Sya'ban buku amal kita ditutup.

"Sekarang termasuk yang fenomenal, dulu gak ada, bahwa pada saat pertengahan Sya'ban buku amalan manusia ditutup. Kalau ditutup artinya amalan kita gak dicatat. Jadi antum bebas  lakukan apa saja karena gak dicatat," katanya menjelaskan.

Jadi, kalau begitu, lanjutnya, bebas kalau kita mau berlaku apa saja, termasuk yang tidak baik, karena tidak dicatat.

"Mustahil buku catatan seorang hamba ditutup kecuali dia telah wafat," tegas Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Membaca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban? Simak Penjelasan Buya Yahya

Ditambahkannya, kalau seseorang masih hidup , maka buku amal itu tetap terbuka.

"Dan semua amal akan ditulis dan ditampakkan di akhirat nanti. Siapa yang berbuat kebaikan akan ditampakkan sekecil apapun," ujarnya.

Ia melanjutkan, sebetulnya bukan buku amal yang dituntut tapi pena yang diangkat.

Artinya, tidak dituliskan  amal seseorang, itupun bukan di malam Nisfu Sya'ban, bahkan Ramadhan. Ini hanya dikhususkan pada tiga golongan tertentu.

Tiga golongan itu adalah:

1. Dari anak kecil sampai dia baligh.

Artinya, amal kecil sampai dia baligh belum dicatat. Tapi buku tetap terbuka.

"Jadi kalau anak kecil tidak sholat ia gak dihisab sama Allah sampai dia baligh," ujarnya.

Baca Juga: Cara Membayar HUTANG PUASA yang sudah Bertahun tahun, Begini Aturan Fidyah dan Qodho kata UAS

"Diangkat penanya, tapi bukunya masih terbuka, catatannya ada."

2. Orang yang terganggu kesadarannya sampai dia sadar kembali.

Kadang orang menyebutnya tidak waras. Kalau dia sudah sadar maka baru ditulis amalnya.

3. Bagi orang yang tidur sampai dia bangun.

Ia mencontohkan, misalnya ada yang tertidur dan terlewat sholat subuh sampai pukul 10, itu belum dihisab.

"Namun saat dia bangun di situ tempat sholatnya (ditulis)," katanya.

Namun ia menggarisbawahi, jika akan melakukan amalan - amalan baik di malam Nisfu Sya'ban silakan saja, itu sangat bagus. Hanya tidak usah disandarkan kepada hadits - hadits yang palsu, atau bermasalah ***

 

Editor: Sanny Abraham

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x