DESKJABAR - Kemuliaan malam nisfu syaban sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran karena adanya keyakinan bahwa sebuah rekaman aktivitas hidup manusia di malam itu akan diserahkan kepada Allah SWT.
Itulah salah satu kemuliaan malam nisfu syaban yang harus dipahami bahwa dalam menghadapi malam spesial ini seorang hamba dihadapkan pada dua keadaan yaitu pengharapan dan kerinduan.
Di malam kemuliaan nisfu syaban menjadi pengharapan seorang hamba di malam itu tiada lain adalah peroleh ampunan dosa, keberkahan hidup, dan berakhir hayat dalam keadaan husnul khatimah.
DR. H. Acep Zoni Saeful Mubarok, Dosen FAI Universitas Siliwangi Tasikmalaya menyebutkan, Nisfu Syaban hampir setiap orang Islam mengenal nama yang selalu hadir pada pertengahan bulan ke-8 hijriyah tersebut.
Posisinya ada pada bulan yang disebutkan oleh Rasulullah sebagai saat yang biasa dilupakan manusia karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadhan (HR. Nasa’i).
Padahal baginda Rasululah SAW sendiri selalu memperbanyak puasa. Kegigihan Nabi dalam melaksanakan puasa di bulan ini karena ada pengharapan peroleh keutamaan saat amal-amal manusia naik ke hadapan Tuhannya.
Kehadiran malam petengahan di bulan Syaban ini menjadi momentum bagi umat Islam untuk mengembalikan energi ilahiyah yang selama ini meredup.