CATAT, Dua Orang Ini Tak akan Diampuni Allah pada Malam Nisfu Syaban, Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad

- 17 Maret 2022, 09:14 WIB
Ustadz Abdul Somad menjelaskan keistimewaan Nisfu Syaban.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan keistimewaan Nisfu Syaban. /Tangkapan layar YouTube Love Islam/

 

DESKJABAR - Syaban adalah salah satu bulan dalam kalender Islam yang berada di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Keistimewaan bulan Syaban, seperti dijelaskan para ulama, dalam bulan inilah seluruh amalan manusia selama satu tahun ke belakang diangkat atau dilaporkan kepada Allah SWT.

Ustadz Abdul Somad atau UAS mengatakan, dari 30 malam di bulan Syaban, ada satu malam yang mendapat keistimewaan, yaitu malam Nisfu Syaban.

"Nisfu artinya pertengahan, sehingga Nisfu Syaban berarti pertengahan bulan Syaban," jelas UAS dalam YouTube Love Islam berjudul FAKTA & PERISTIWA PENTING MALAM NISFU SYA'BAN, tayang tanggal 28 Maret 2021.

Bagi umat Islam, bulan Syaban memiliki sejarah penting, sebab dalam malam Nisfu Syaban arah kiblat yang semula Masjidil Aqsha diubah menjadi Masjidil Haram.

Baca Juga: Tradisi Nisfu Sya'ban Yang Ini Bukan Ajaran Nabi SAW, Begini Penjelasan Dari Ustadz Khalid Basalamah

Seiring dengan perubahan arah kiblat tersebut, pada bulan Syaban dianjurkan untuk memperbanyak amalan puasa seperti dicontohkan Rasulullah SAW.

"Ada dua alasan mengapa Rasulullah banyak melaksanakan ibadah puasa pada bulan Syaban," jelas UAS.

Alasan pertama, karena banyak orang yang melupakan bulan Syaban. Mengapa dilupakan, karena bulan ini berada di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan.

UAS menceritakan sebuah hadis terkait seringnya Rasulullah berpuasa di bulan Syaban.

Baca Juga: Hukum Membayar Hutang Puasa Ramadhan Setelah Nisfu Sya'ban, Ini Penjelasan Ustadz Syafiq Riza Basalamah

"Usamah bin Ibnu Zaid bertanya kepada Rasulullah:

Ya Rasulullah aku tidak pernah melihat engkau berpuasa begitu banyak seperti puasa engkau di bulan Syaban.

Rasulullah menjawab:

Itulah (Syaban) bulan yang banyak dilupakan orang, dia terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Beramal di bulan yang dilalaikan banyak orang pahalanya besar."

Bulan Rajab merupakan bulan haram sehingga dalam bulan itu umat Islam mengistimewakannya dengan banyak melakukan amalan ibadah. Kemudian memasuki bulan Ramdhan, amalan ibadah umat Islam lebih istimewa lagi dibanding bulan-bulan lainnya.

Baca Juga: Ustadz Abdul Somad menjelaskan tentang puasa setelah Nisfu Sya'ban

"Oleh karena itu bulan Syaban yang berada di antara Rajab dan Ramadhan ini banyak dilupakan orang. Maka seperti yang disabdakan Rasulullah, amalan ibadah yang dilakukan pada saat banyak orang yang lalai, nilainya menjadi istimewa," paparnya.

Alasan kedua, karena di bulan Syaban catatan amal umat manusia selama satu tahun ke belakang diangkat kepada Allah SWT.

Maka, Rasulullah banyak melaksanakan amalan puasa pada bulan Syaban karena beliau ingin agar saat catatan amalannya sampai kepada Allah, dirinya dalam keadaan berpuasa.

Pada saat sedang berpuasa, kata UAS, seseorang dalam kondisi ihsan, atau merasakan bahwa Allah melihat dan mengawasi kita.

Ketika amal kita diangkat kepada Allah, Allah bertanya kepada malaikat. Ketika engkau bawakan catatan hamba-Ku tadi, mereka sedang apa.

Baca Juga: Kapan dan Tanggal Berapa Malam Nisfu Sya'ban 1443 H? Ini Hasil Keputusan RUKYATUL HILAL Indonesia

Malaikat menjawab mereka sedang berpuasa ya Allah.

"Orang yang sedang berpuasa dalam keadaan ihsan, yatu merasakan Allah melihatnya. Dengan demikian, catatan amalan yang disampaikan manakala kita dalam keadaan ihsan nilainya sangat tinggi," ujar UAS.

Kondisi ihsan ini selain terjadi pada saat berpuasa, terjadi pula pada saat shalat. Pada saat shalat, seseorang tak berani menggerak-gerakan tubuhnya di luar gerakan shalat yang telah ditentukan, meskipun hanya untuk mengedarkan pandangan ke sekeliling.

"Pada saat shalat kita merasakan berhadapan dengan Allah dan Allah melihat kita secara langsung, itulah kondisi ihsan," kata UAS.

Baca Juga: Keutamaan Malam Nisfu Sya'ban, Syekh Ali Jaber: Semua Dosa di Masa Lalu Diampuni Kecuali 2 golongan ini

Pengampunan Allah SWT

“Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam Nisfu Syaban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali yang berbuat syirik atau yang bertengkar dengan saudaranya." (HR Ibnu Majah)

UAS menjelaskan makna hadits ini. Pada malam Nisfu Syaban Allah memperhatikan makhlukNya. Bukan Allah tidak memperhatikan makhlukNya di malam-malam lain, hanya pada malam Nisfu Syaban Allah memperhatikan lebih istimewa.

Maka, UAS mengimbau umat muslim bermunajat pada Allah pada malam Nisfu Syaban. Memintalah ampunan kepada Allah atas semua dosa yang telah dilakukan.

"Maka bermunajatlah pada malam yang diistimewakan ini, maka Allah akan memberikan ampunan kepada siapapun yang meminta," paparnya.

Namun , tegas UAS, ada dua golongan orang yang permohonan ampunannya tak diterima Allah pada malam Nisfu Syaban, yaitu mereka yang syirik dan mereka yang masih bermusuhan dengan kerabat atau saudaranya.

"Mereka yang syirik, mempersekutukan Allah, mempercayai benda-benda keramat, tak akan diterima oleh Allah permohonannya. Kemudian mereka yang masih bermusuhan dengan kerabat atau saudara sehingga tali silaturahmi mereka putus, juga akan diabaikan Allah," ujar Abdul Somad.

Oleh karena itu, jika ingin doa kita dan permohonan kita dikabulkan Allah pada malam Nisfu Syaban, maka segeralah bertaubat dari perbuatan syirik. Laailahailallah. Tiada Tuhan selain Allah. Tiada sekutu bagi Allah.

"Dan jika seseorang bertengkar dengan saudaranya, segeralah datangi, sambungkan kembali tali silaturahmi dengan dia. Insya Allah, pada malam Nisfu Syaban akan menjadi orang beruntung jika ia bermunajat kepada Allah," tegas Ustadz Abdul Somad.***

 

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Love Islam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah