Network
DEKSJABAR – Sampai masa kini, sebagian masyarakat dunia, termasuk di Indonesia ada yang ikut percaya, bahwa angka 4 dan 13 dianggap angka sial.
Oleh sebagian orang, angka 4 dan 13 dianggap angka sial, benarkah ? Ustadz Khalid Basalamah menjawab.
Karena ikutan kepercayaan soal angka sial, pada sebagian tempat, ada yang tidak mencantumkan angka 4 dan 13, misalnya pada penulisan alamat pada sebagian kompleks perumahan, gedung bertingkat, dsb.
Baca Juga: Pengejaran Dajjal, Kisah Langka Akhir Zaman, Ustadz Khalid Basalamah Menceritakan
Sebagai contoh, pada suatu kompleks perumahan atau lantai suatu gedung, tercantum alamat rumah nomor 12, lalu 12A, 12B, kemudian dilewat menjadi 14, dsb.
Dikutip DeskJabar dari sejumlah sumber, pada sebagian masyarakat dunia ada kepercayaan angka 4 dan angka 13 adalah angka sial. Namun oleh masyarakat dunia pula, bahwa anggapan sebagian orang atas angka sial itu juga diakui sebagai takhayul.
Di Cina, angka 4 dianggap angka kematian sehingga banyak gedung tidak ada lantai 4. Sedangkan angka 13 mengacu kepercayaan pagan Eropa dengan dipakai di Amerika juga banyak gedung tidak tercantum lantai 13.
Baca Juga: Mengapa Hantu, Setan Kuntilanak, Pocong, dsb, Sering Tampil Pakaian Putih ? Begini Sejarah Awalnya
Namun kepercayaan soal angka sial itu, menyebar di dunia, termasuk dipercaya sebagian orang di Indonesia, dan ada versi lokalnya.
Pada suatu kajian, ada pertanyaan dari hadirin kepada Ustadz Khalid Basalamah dari seseorang yang bekerja pada sebuah gedung. Seseorang itu mengatakan, pada gedung itu dmana pada lift tidak tercantum angka 4 dan 13, karena dianggap angka sial.
Ustadz Khalid Basalamah menjawab, “Nggak usaha diyakini. Jangan ikuti keyakinan itu,” ujar Ustadz Khalid Basalamah.
Baca Juga: Hindari Cara Ini, Agar Anak Tidak Menjadi Preman, Ustadz Khalid Basalamah Memberitahu
Pada YouTube Bismillah Everything, berjudul “Benarkah angka 4 dan 13 angka sial? - Ustadz Khalid Basalamah,” diunggah 20 Agustus 2018 menjelaskan soal kepercayaan sebagian orang terhadap angka sial itu.
Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan, dalam Islam tidak ada angka sial, tidak ada hari sial, tidak ada waktu sial, dsb.
“Yang ada dalam Islam, adalah hari, waktu, dan tempat yang lebih baik dibandingkan hari yang lain,” terang Ustadz Khalid Basalamah.
Kemudian Ustadz Khalid Basalamah mencontohkan, hari Jumat lebih baik daripada hari-hari yang lain, sepertiga malam lebih baik daripada waktu-waktu lain sepanjang hari, Mekkah, Madinah, dan Masjidil Aqsa lebih baik daripada tempat lain, dsb.
Ustadz Khalid Basalamah mengatakan, pada Hadits Qudsi Riwayat Bukhari tercantum, Allah SWT bersabda, “Janganlah kalian mencaci maki dan menyalahkan waktu, dsb, karena Aku penciptanya,”.
Ustadz Khalid Basalamah juga mencontohkan, bahwa di Indonesia ada sebagian kepercayaan, bahwa hari Selasa adalah hari sial. “Enggak bener ini,” tegasnya.
Disarankan oleh Ustadz Khalid Basalamah, bahwa kita harus mempelajari ilmu yang benar. Karena ada syariat yang sudah jelas. ***
