Network
"Yang namanya berharap boleh, berharap dengan memanjatkan do'a. Karena jika tidak memanjatkan do'a, maka kita termasuk orang-orang sombong. Tentu, Allah senang kepada hambanya yang berdo'a," ucapnya menjelaskan.
Mamad menegaskan, yang salah ketika niat puasa kita dilandasi oleh hal-hal tidak semestinya, atau karena rasa aku, rasa ingin dipuji oleh sesama makhluk Allah.
Karena seyogyanya segala puji hanya milik Allah seperti pada ayat dalam surat Alfatihah ayat 1, yakni, Alhamdulillahirabbil'alamin.
Baca Juga: Inilah 7 Peristiwa Penting dalam Sejarah Islam Terjadi di Bulan Rajab yang Harus Diketahui
"Misalnya kita berpuasa karena ingin dipuji oleh seseorang. Kita puasa ingin dipandang oleh orang tua pacar kita atau oleh pacarnya sendiri dengan tujuan agar orang yang kita targetkan tersebut memuji kita, sebagai anak sholeh atau sebagainya. Itu jelas yang salah. Niat yang seperti itu adalah bagian dari penyakit hati, riya. Kalau begitu bukan malah pahala yang didapat, tetapi malah berbuah menjadi dosa besar. Karena niat puasanya ingin dipuji, sedangkan segala puji itu hanya milik Allah. Dosa besar itu, 'selendang' Allah dipake," bebernya menjelaskan.
"Saya jelaskan lagi, segala sesuatu itu tergantung niat. Bulatkan niat kita hanya karena Allah. Awas ada niat yang salah, sebab sedikitpun ada niatnya melenceng puasa kita akan sia-sia di mata Allah," pungkasnya. ***
