Mengapa Setiap Hari Raya Imlek Selalu Turun Hujan? Apa Kata BMKG? Begini Ulasan Lengkapnya

- 31 Januari 2022, 05:49 WIB
Ilustrasi- Dua orang berpayung di tengah guyuran hujan
Ilustrasi- Dua orang berpayung di tengah guyuran hujan /Antara/Aditya Pradana Putra /

DESKJABAR - Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting masyarakat Tionghoa.

Tahun Baru China atau Imlek merupakan sebuah momentum bagi masyarakat Tionghoa dalam mengungkapkan rasa syukur serta harapan baru pada tahun yang akan datang.

Pada tahun ini, 2022 bertepatan dengan tahun Macan Air.Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh pada tanggal ke-15.

Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti malam pergantian tahun. Perayaan Hari Raya Imlek atau Tahun Baru China ke 2573 akan jatuh pada Selasa, 1 Februari 2022.

Baca Juga: SUAMI PELIT Lalu ISTRI Mengambil Uangnya Bolehkah? Ini Hukum Islam Kata Buya Yahya

kasusBaca Juga: KASUS SUBANG DIUMUMKAN BESOK?: Danu  Menangis, Ayah dan Ibunya Berdoa agar Danu Sabar dan Tabah, MENGAPA?

Perayaan tahun baru Imlek kerap kali dikaitkan oleh masyarakat Indonesia dengan hujan. Hujan di saat perayaan Imlek sering disebut pertanda akan datang banyak rejeki yang berlimpah.

Hal tersebut mengundang pertanyaan masyarakat, mengapa perayaan Imlek di Indonesia identik dengan turunnya hujan?

Forecaster Stasiun Geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kota Bandung, Yan Firdaus menjelaskan Hari raya Imlek memang selalu jatuh antara akhir Januari dan awal Februari.

Pada saat itu, kata dia, memang bertepatan dengan puncak musim hujan dan curah hujan yang tinggi.

"Jika kita mengambil sudut pandang secara ilmiahnya, Hari raya Imlek yang jatuh pada 2 Februari ternyata bertepatan dengan puncak musim hujan dan curah hujan tinggi. Inilah mengapa hari raya Imlek dikatakan identik dengan turunnya hujan. Dalam waktu tiga hari ke depan atau hingga akhir bulan Januari ini, cuaca di Kota Bandung hujan nya terbilang sedikit dan angin nya cukup kencang," kata Yan seperti dikutip DeskJabar dari laman Bandung.go.id, Minggu, 30 Januari 2022.

Baca Juga: Dengan 5 Amalan Ini Rezeki Mengalir Deras Lancar Tanpa Henti, Syekh Ali Jaber Jelaskan Caranya...

Selain membahas tentang kaitan hujan dengan perayaan Imlek, Yan juga mengamati perihal musim hujan secara empiris.

Menurutnya, di wilayah Bandung Raya musim hujan dimulai November dan akan berakhir pada Maret.

Sedangkan musim kemarau tahun ini, di wilayah Bandung Raya dimulai pada Juni berakhir di bulan Sepember.

Terkait dengan kondisi Kota Bandung terkini, kata dia, masyarakat diharapkan selalu waspada karena perubahan cuaca cukup cepat dari cerah ke mendung dan kemudian angin kencang cukup cepat.

"Jika terjadi awan mendung atau angin mulai terasa kencang, masyarakat diharapkan langsung mencari perlindungan," imbuhnya.

Yan menerangkan, cara pengamatan cuaca dan kelembapan di Stasiun Geofisika Kota Bandung yang berlokasi di Jalan Cemara yang merupakan markas BMKG Bandung.

Pengamatan suhu dan kelembapan, kata dia, diukur menggunakan alat observasi manual.

"Pengamatan suhu menggunakan alat temperatur yang terbagi menjadi dua. Termometer bola kering dan termometer bola basah. Sedangkan untuk mengukur kelembapan menggunakan Higrometer," ujarnya.

Selain itu, ia juga menerangkan perihal fasilitas meteorologi tersebut diletakkan pada suatu tempat yang disebut taman alat.

Taman Alat tersebut berisi beberapa alat untuk mengamati unsur cuaca di suatu tempat yang terdiri dari termometer bola kering, termometer bola basah dan juga ada Higrometer.

Baca Juga: Asal Usul NYI RORO KIDUL yang Cantik Jelita: Ini Kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah, MENGEJUKAN!

"Termometer bola kering, digunakan untuk mengukur suhu udara permukaan. Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang di dalamnya terdapat pipa kapiler yang berisikan air raksa. Jadi, ketika suhu naik, maka air raksa akan memuai dan menunjukan skala suhu pada lingkungan," jelas dia.

"Kemudian ada termometer bola basah, termometer bola basah ini digunakan untuk mengukur titik embun dalam udara. Jadi, termometer ini sama seperti termometer bola kering, yang membedakannya adalah termometer ini bolanya dilapisi dengan kain yang dijaga agar selalu basah," beber Yan menambahkan penjelasan.

Selain itu, yang ketiga, Higrometer. Higrometer, jelas dia, merupakan sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat.

Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry box penyimpanan kamera.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: BMKG bandung.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x