Kisah Anak PRABU SILIWANGI, Raden Kian Santang, Kesaktian tidak Tertandingi Se-Nusantara, Takluk di Mekkah

- 21 Januari 2022, 14:19 WIB
Ilustrasi Prabu Siliwangi. Ada kisah anak Prabu Siliwangi, Raden Kian Santang yang takluk di tanah Mekkah.
Ilustrasi Prabu Siliwangi. Ada kisah anak Prabu Siliwangi, Raden Kian Santang yang takluk di tanah Mekkah. /YouTube Lentera Hidup/

DESKJABAR - Prabu Siliwangi adalah nama seorang raja di tanah Pasundan yang memerintah Pajajaran. Kerajaan Pajajaran merupakan kerajaan Hindu terbesar di Jawa Barat.

Prabu Siliwangi termashur sebagai raja bijaksana yang memiliki istri bernama Dewi Kumalawangi. Beliau dikaruniai seorang putri Dewi Rara Santang serta dua orang putra Raden Walangsungsang dan Raden Kian Santang yang terkenal sakti dan kebal terhadap senjata apapun.

Prabu Siliwangi memiliki beberapa putra dan putri, di antaranya adalah Raden Kian Santang dan Ratu Rara Santang, yang keduanya adalah putra dan putri kesayangan sang prabu.

Baca Juga: Kesaktian Prabu Siliwangi di Hutan Sancang, Ada Ilmu yang Diturunkan Sangat Berbahaya

Seperti dilansir dari kanal YouTube Lentera Hidup yang berjudul Pertemuan Raden Kian Santang dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang tayang 13 Oktober 2021.

Dikisahkan Raden Kian Santang terkenal dengan kesaktiannya yang luar biasa. Di dunia persilatan, nama anak Prabu Siliwangi, Raden Kian Santang sudah tak asing lagi, sehingga seluruh Pulau Jawa bahkan Nusantara saat itu sangat mengenalnya.

Raden Kian Santang terkenal sakti. Belum pernah ada orang yang mampu melukai tubuhnya.

Padahal Raden Kian Santang ingin sekali melihat darahnya mengalir. Sampai pada suatu hari, ia memohon kepada ayahnya Prabu Siliwangi agar dicarikan lawan hebat.

Suatu ketika, Raden Kian Santang terkejut, ketika di dalam mimpinya ada seorang kakek berjubah yang mengatakan, bahwa ada seorang manusia yang sanggup mengalahkannya.

Mimpi itu terjadi beberapa kali, sehingga Raden Kian Santang bertanya-tanya siapakah orang itu.

Baca Juga: Jejak Prabu Siliwangi dan Petilasan Sang Raja, mulai Dari Gunung Puntang sampai Ujung kulon

Dalam mimpi selanjutnya, sang kakek menunjuk ke arah lautan dan berkata bahwa orang itu ada di sana.

Penasaran dengan mimpinya, Raden Kian Santang pun meminta izin kepada Ayahandanya, Prabu Siliwangi untuk pergi ke seberang lautan dan menceritakan semuanya.

Prabu Siliwangi walaupun berat hati, tetap mempersilakan putranya itu pergi. Namun Ratu Dewi Rara Santang, yang merupakan adik Raden Kian Santang ingin ikut kakaknya tersebut.

Meski dicegah sama ayahnya Prabu Siliwangi, Ratu Dewi Rara Santang bersikeras ingin ikut kakaknya, yang akhirnya mereka berdua pergi menyeberangi lautan yang sangat luas menuju suatu tempat yang ditunjuk orang tua dalam mimpi Raden Kian Santang itu.

Genap 8 bulan perjalanan, kedua anak Prabu Siliwangi, sampailah Raden Kian Santang dan Ratu Dewi Rara Santang ke sebuah dataran yang asing yang sekarang disebut Mekkah.

Tanahnya begitu kering dan tandus. Padang pasir yang sangat luas, serta terik matahari yang menyengat.

Mereka melabuhkan perahu yang mereka tumpangi.

Baca Juga: Inilah 2 Hutan Keramat di Tanah Pasundan Dikenal Angker dan Dipercaya Sebagai Tempat Bertapa Prabu Siliwangi

Secara tiba-tiba datanglah seorang kakek yang begitu sangat dikenalnya. Ia adalah kakek yang pernah datang di dalam mimpinya itu.

Kakek itu tersenyum dan berkata "Anak muda, kau bisa bertemu Ali jika sanggup mencabut tongkat ini."

Lalu si kakek itu menancapkan tongkat yang dipegangnya.

Kedua anak Prabu Siliwangi, Raden Kian Santang dan Ratu Dewi Rara Santang saling berpandangan. Raden Kian Santang tertawa terbahak-bahak.

"Hai orang tua, di negeri kami adu kekuatan bukan seperti ini, tapi adu olah kanuragan dan kesaktian," kata anak Prabu Siliwangi, Raden Kian Santang.

"Jika hanya mencabut tongkat ini, buat apa aku jauh-jauh datang ke negeri tandus seperti ini," kata Raden Kian Santang mengejek.

"Anak muda, jika kau sanggup mencabut tongkat itu, kau bisa mengalahkan Ali, jika tidak, kembalilah kau ke negerimu anak sombong," kata orang tua itu.

Baca Juga: Misteri Ujung Kulon Banten, Dipercaya Sebagai Pusat Kerajaan Gaib hingga Tempat Bertapanya Prabu Siliwangi

Akhirnya Raden Kian Santang mendekati tongkat itu dan berusaha mencabutnya, namun upayanya tak berhasil.

Semakin dia mencoba, semakin kuat tongkat itu menghujam. Keringatnya bercucuran, sementara Ratu Dewi Rara Santang tampak khawatir dengan keadaan kakaknya.

Saat itu, lutut Raden Kian Santang bergetar, dan dia merasa kalah.

Adik Kian Santang, Ratu Dewi Rara Santang yang terus memperhatikan kakaknya, segera membantunya, namun tongkat itu tetap tak bergeming, akhirnya mereka benar-benar mengaku kalah.

"Hai orang tua, aku mengaku kalah dan aku tak mungkin sanggup melawan Ali, melawan dirimu pun aku tak bisa."

"Tapi izinkan aku bertemu dengannya dan berguru kepadanya," ujar Raden Kian Santang.

"Anak muda, jika kau ingin bertemu Ali, maka akulah Ali."

Tiba-tiba mereka berdua bersujud kepada orang tua itu, namun tangan orang tua itu dengan cepat mencegah keduanya bersujud.

Baca Juga: IKAN KANCRA BODAS Di Tempat Persinggahan Prabu Siliwangi Sengaja Ditanam Oleh Guru Syekh Abdul Muhyi

"Jangan bersujud kepadaku anak muda, bersujudlah kepada Dzat yang menciptakan kamu, yaitu Allah," ungkap kakek tersebut.

Akhirnya mereka berdua mengikuti orang tua tersebut yang ternyata Ali bin Abi Thalib ke Baitullah dan memeluk agama Islam.

Sesungguhnya, banyak yang meragukan kisah tersebut. Terutama bagaimana bisa Kian Santang yang diperkirakan hidup pada abad 15 bertemu dengan Sayyidina Ali yang telah wafat pada abad 7.  

Namun, banyak pula yang yakin dan percaya bahwa pertemuan antara Kian Santang dan Sayyidina Ali terjadi secara gaib dengan kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa.

Baca Juga: Kilas Balik Kasus Subang, Pembunuh Ibu dan Anak Pasti Dibekuk, Kombes Pol Ahmad Ramadhan: Yakinlah

Begitulah kisah kedua anak Prabu Siliwangi, Raden Kian Santang dan Ratu Dewi Rara Santang yang mempelajari Islam dengan sungguh-sungguh.

Dalam perjalanannya, anak Prabu Siliwangi, Raden Kian Santang kembali ke Pulau Jawa dan menyebarkan agama Islam ke daerah Garut hingga  ia meninggal dunia.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube Lentera Hidup


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah