Mimpi itu terjadi beberapa kali, sehingga Raden Kian Santang bertanya-tanya siapakah orang itu.
Baca Juga: Jejak Prabu Siliwangi dan Petilasan Sang Raja, mulai Dari Gunung Puntang sampai Ujung kulon
Dalam mimpi selanjutnya, sang kakek menunjuk ke arah lautan dan berkata bahwa orang itu ada di sana.
Penasaran dengan mimpinya, Raden Kian Santang pun meminta izin kepada Ayahandanya, Prabu Siliwangi untuk pergi ke seberang lautan dan menceritakan semuanya.
Prabu Siliwangi walaupun berat hati, tetap mempersilakan putranya itu pergi. Namun Ratu Dewi Rara Santang, yang merupakan adik Raden Kian Santang ingin ikut kakaknya tersebut.
Meski dicegah sama ayahnya Prabu Siliwangi, Ratu Dewi Rara Santang bersikeras ingin ikut kakaknya, yang akhirnya mereka berdua pergi menyeberangi lautan yang sangat luas menuju suatu tempat yang ditunjuk orang tua dalam mimpi Raden Kian Santang itu.
Genap 8 bulan perjalanan, kedua anak Prabu Siliwangi, sampailah Raden Kian Santang dan Ratu Dewi Rara Santang ke sebuah dataran yang asing yang sekarang disebut Mekkah.
Tanahnya begitu kering dan tandus. Padang pasir yang sangat luas, serta terik matahari yang menyengat.
Mereka melabuhkan perahu yang mereka tumpangi.