Secara tiba-tiba datanglah seorang kakek yang begitu sangat dikenalnya. Ia adalah kakek yang pernah datang di dalam mimpinya itu.
Kakek itu tersenyum dan berkata "Anak muda, kau bisa bertemu Ali jika sanggup mencabut tongkat ini."
Lalu si kakek itu menancapkan tongkat yang dipegangnya.
Kedua anak Prabu Siliwangi, Raden Kian Santang dan Ratu Dewi Rara Santang saling berpandangan. Raden Kian Santang tertawa terbahak-bahak.
"Hai orang tua, di negeri kami adu kekuatan bukan seperti ini, tapi adu olah kanuragan dan kesaktian," kata anak Prabu Siliwangi, Raden Kian Santang.
"Jika hanya mencabut tongkat ini, buat apa aku jauh-jauh datang ke negeri tandus seperti ini," kata Raden Kian Santang mengejek.
"Anak muda, jika kau sanggup mencabut tongkat itu, kau bisa mengalahkan Ali, jika tidak, kembalilah kau ke negerimu anak sombong," kata orang tua itu.
Akhirnya Raden Kian Santang mendekati tongkat itu dan berusaha mencabutnya, namun upayanya tak berhasil.
Semakin dia mencoba, semakin kuat tongkat itu menghujam. Keringatnya bercucuran, sementara Ratu Dewi Rara Santang tampak khawatir dengan keadaan kakaknya.