Network
DESKJABAR - Overthinking berasal dari ungkapan bahasa asing, terdiri dari kata over yang berarti berlebih dan thinking yang berarti berfikir. Secara normatif, bermakna cara berfikir yang berlebihan.
Overthinking adalah asumsi kita sebagai respon dari apa yang terjadi disekitar kita.
Overthinking pada skala kecil misalnya, ketika seorang teman kita ada yang bilang bahwa badan kita terlihat agak gemuk, kemudian kita berasumsi hal itu penyebab kenapa kita dijauhi, kenapa foto di instagram jumlah yg nge-like turun, dan sebagainya.
Skala besarnya mungkin kita bisa mengkaitkan masa depan kita atau orang-orang disekitar kita dengan asumsi yang sebetulnya tidak ada atau belum terjadi.
Baca Juga: Kronologi Longsor Di Ciherang, Sumedang. BPBD: Hati-hati Longsor Susulan
Baca Juga: VIDEO VIRAL Wanita Pengendara Motor Acungkan Jari Tengah Ke Polantas, Simak Kronologi Kejadiannya
"Sebetulnya, seseorang itu tidak dinilai dari apa yang terjadi di sekitarnya, apalagi kalau hal itu di luar dari kontrolnya," tutur Sherly Annavita, seperti dikutip DeskJabar dari kanal YouTube Sherly Annavita pada 18 Januari, 2022.
Namun, menurut Sherly, kualitas kita justru dilihat dari pilihan sikap kita atas apa yang terjadi.
Semakin dewasa seseorang akan semakin bisa mengontrol atas respon di sekelilingnya.
"Kemampuan self-leadership ini, menurut Andrew Bryant and Ana Kazan dalam tulisannya pada 2012, menjadi salah satu indikator atau alat ukur tentang seberapa dewasanya kita dalam meng-handle diri kita sendiri", jelas Sherly.
