Menyimak Sejarah Gapura 17 Agustus Saat Merayakan HUT Kemerdekaan RI Ke-76

- 16 Agustus 2021, 07:20 WIB
Gapura agustusan peringati HUT Kemerdekaan RI
Gapura agustusan peringati HUT Kemerdekaan RI /Youtube Ctv/

DESKJABAR – HUT Kemerdekaan RI Ke-76 pada 17 Agustus 2021 segera tiba, momen ini identik dengan berbagai lomba agustusan yang disambut antusias oleh masyarakat Indonesia seperti lomba permainan, seni, olahraga, dsb.

Dan tidak kalah penting dan menariknya adalah pembangunan gapura di pintu masuk desa atau lingkungan tempat kita tinggal, yang dibangun dengan gotong royong oleh masyarakat sekitar.

Ternyata pembuatan gapura setiap menjelang perayaan agustusan HUT Kemerdekaan RI, punya sejarah menarik yang patut anda ketahui dan ternyata memiliki nilai strategis.

Baca Juga: Inilah 5 Aturan Perayaan Agustusan Memperingati HUT Kemerdekaan RI Ke-76

Sebuah stasiun televise swasta bahkan pada tahun 2014 pernah menyelenggarakan lomba gapura tingkat nasional menjelang HUT Kemerdekaan RI.

Kemudian lima pemenang lomba gapura tersebut diundang ke Jakarta. Lomba saat itu menyediakan hadiah total Rp 50 juta.

Meskipun perayaan dengan membuat gapura semakin berkurang, namun lihat saja daerah-daerah di Indonesia yang masih antusias membuat gapura-gapura mewah dengan berbagai macam bentuk dan material.

Baca Juga: Ditanya Susan Sameh, Billy Syahputra Pilih Balikan Sama Mantan Tapi Sama yang Lain, Amanda Manopo kah?

Mengutip dari Telkom.co.id, ada yang membuat gapura pakai bahan alam seperti bambu, ada juga membuat gapura dari bahan daur ulang plastik botol.

Bahkan, untuk menarik perhatian anak-anak, beberapa gapura diberi hiasan karakter-karakter kartun.

Sejarah pendirian gapura

Aditya Wardana dalam buku Gapura Untuk Rumah Tinggal menjelaskan bahwa gapura fungsinya sebagai petunjuk batas wilayah atau pintu keluar-masuk, yang terletak pada dinding pembatas sebuah kompleks bangunan dengan corak warna merah putih, sesuai dengan bendera Indonesia.

Baca Juga: Inilah 5 Aturan Perayaan Agustusan Memperingati HUT Kemerdekaan RI Ke-76

Selain itu, gapura juga bisa berfungsi sebagai monumen peringatan seorang tokoh atau peristiwa penting seperti gapura perayaan ulang tahun Ratu Wilhelmina ke-47 pada 31 Agustus 1927 di Barabai Banjarmasin. Gapura tersebut ditulis “Lang Leve de Koningin (Semoga Ratu Panjang Umur)”.

Sementara itu professor Antropologi Institute of Oriental Culture University of Tokyo, Teruo Sekimoto dalam Outward Appearances :Trend, Identitas,Kepentingan karya  Henk Schulte Nordholt, menyebutkan bahwa pembuatan gapura di era Orde Baru sejak tahun 1970-an bagian dari rangkaian kegiatan persiapan perayaan kemerdekaan Indonesia yang melibatkan banyak orang untuk mencapai tujuan nasional yakni stabilitas negara dan pembangunan.

“Di antara usaha mobilisasi yang paling menonjol adalah menghias tiap-tiap desa dengan membangun pagar beton, membentuk gapura yang penuh hiasan, dan merancang beragam seragam,” tuturnya.

Baca Juga: Kekayaan Pemilik Klub PSG Nasser Al-Khelaifi Capai Rp 135 Triliun

Sementara menurut budayawan Betawi, Ridwan Saidi saat diwawancara Uzone mengatakan bahwa gapura sebetulnya berasal dari abad abad 12 di Indonesia.

Ridwan mengatakan, Betawi sendiri memiliki arti yang sama dengan gapura. Betawi, kata Ridwan, berasal dari Bahasa Armenia yang berarti gapura.

“Karena di Kapuk Muara, dulu kan pelabuhan di Muara Angke seberang-menyebrang dengan Kapuk Muara. Di situ ada gapura tempat hunian orang-orang asli, maka orang-orang muara angke yang kebanyakan pedagang yang bisnis di situ dari berbagai dunia, ada bangsa Kaukasia nyebut gerbang itu Betawi,” tuturnya.

Namun, Ridwan mengaku tak tahu persis kapan gapura mulai dipakai untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Setahu dia, rakyat Indonesia sendiri yang awalnya berinisiatif membuat gapura saat perayaan Kemerdekaan.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah