“Apakah kita rela jika warisan budaya kita diakui negara Lain?. Maukah kita terus menerus bersikap, baru merasa memiliki kalau sudah kehilangan?”, ujarnya.
Sosok pria asli kelahiran Tasikmalaya Jawa Barat yang sangat mencintai budaya daerah itu mengatakan, sudah banyak warisan budaya asli Indonesia yang diklaim negara lain. Di antaranya, Reog Ponorogo Jawa Timur, Wayang Kulit, Angklung Sunda, Batik , Tari Piring Minang, Lagu Rasa Sayange bahkan Masakan Rendang dan Kopi Toraja pun diklaim negara lain.
Baca Juga: Hujan Guyur Sebagian Daerah di Jawa Barat, Sabtu 14 Agustus 2021, BMKG: Waspadai Petir
Budaya sangat penting
Betapa pentingnya budaya bagi satu negara, Anton Charliyan mencontohkan sejumlah negara yang berhasil bangkit dan maju karena mampu memaksimalkan potensi keunggulan budayanya. Antara lain, Jepang dengan Restorasi Meiji yang merupakan pembangunan revolusi budaya dengan megedepankan budaya Bushidonya.
Kemudian Perancis dengan Liberte, Egalite dan Fraternite. Eropa dengan Reinnasance yang mampu bangkit dari krisis kegelapan budaya "Dark Ages" , sehingga mereka merasa lahir kembali nilai-nilai ethika, estethika dan rasionalitas , yang selama ini tenggelam di balik cengkraman nilai-nilai yang mengatas namakan religiusme ke- Uskupan. Kebangkitan ini ditandai dengan munculnya revolusi Industri, dan mereka pun bisa menjadi bangsa yang unggul.
Anton Charliyan menegaskan, kebangkitan dan keunggulan mereka bukan diawali dengan revolusi ekonomi atau revolusi politik, tapi dengan revolusi budaya, belajar dari sejarah bangsa-bangsa lain. Siapapun yang mempunyai wawasan dan ketahanan budaya yang tangguh akan menjadi bangsa yang unggul, yang mampu bersaing dengan negara manapun dalam segala aspek kehidupan.
“Budaya kita harus jadi tuan di Bumi Nusantara tercinta ini. Kita harus lebih bangga dengan nilai budaya kita sekecil apa pun juga. Jika kita bangga dengan budaya kita sendiri, kita akan jadi bangsa yang unggul yang mampu bersaing dengan siapapun juga di era global yang multi dinamis ini”, pungkas Anton Charliyan.***