MS Tjisadane, Si 'Kapal Hantu' Asal Jawa Barat di Perang Dunia II

- 18 Juni 2021, 19:56 WIB
Lukisan kapal MS Tjisadane diserang Jepang, saat menurunkan pasukan Amerika di Pantai Okinawa, Jepang, 26 Maret-2 Juli 1945
Lukisan kapal MS Tjisadane diserang Jepang, saat menurunkan pasukan Amerika di Pantai Okinawa, Jepang, 26 Maret-2 Juli 1945 /Lukisan dibuat oleh Durk Monsma /Scheepvaartmuseum-Maritiem Digitaal Belanda

DESKJABAR – Peristiwa Perang Dunia II di kawasan Pasifik (1942-1945) menyisakan banyak catatan yang terlewat, dimana sebenarnya nama daerah Jawa Barat ikut “manggung”.

Adalah kapal penumpang Hindia Belanda asal Jawa Barat, bernama MS Tjisadane (dibaca Cisadane), yang merupakan salah satu kapal terkenal selama Perang Dunia II. MS Tjisadane dijuluki sebagai "kapal hantu" dalam perang di perairan Okinawa, Jepang.

Sosok kapal MS Tjisadane menjadi berita dan pembicaraan kalangan internasional selama beberapa puluh tahun pasca usainya Perang Dunia II tahun 1945.

Keberadaan kapal MS Tjisadane ini merupakan kisah yang terlewatkan sejarah Perang Dunia II, saat pasukan Amerika menyerang Jepang di Pulau Okinawa, 26 Maret s.d 2 Juli 1945.

Serangan terhadap Pulau Okinawa yang memiliki sandi “Operasi Gunung Es”, merupakan operasi serangan amfibi terbesar pihak Amerika terhadap Jepang pada Perang Dunia II di Pasifik.

Baca Juga: Ini Nama 26 Atlet Indonesia yang Berlaga di Olimpiade Tokyo 2021, Masih Berharap Bisa Menambah Jatah Atlet

Ada pun kapal MS Tjisadane (Cisadane) menggunakan nama sungai di Jawa Barat yang berhulu di lereng Gunung Pangrango lalu melintasi Tangerang, dan bermuara di Laut Jawa.

Suratkabar De Tijd De Maasbode terbitan 12 Oktober 1961, yang arsipnya tersimpan di Koninklijke Bibliotheek Delpher Belanda, memuat kisah tentang kapal MS Tjisadane ini selama Perang Dunia II.

Karena sosoknya yang selalu lolos dari serangan dan kondisi gawat, oleh pasukan Jepang, MS Tjisadane dijuluki sebagai “kapal hantu”.

Pihak Jepang kehabisan akal untuk menenggelamkan MS Tjisadane, yang saat itu digunakan sebagai kapal angkut militer pihak Amerika Serikat.

Disebutkan, kapal MS Tjisadane selalu selamat dan tetap dapat terus berlayar walau berkali-kali dibom dan ditembaki pesawat-pesawat Jepang.

Baca Juga: Dugaan Mafia Tanah di Cigereleng Bandung Direncanakan Akan Dilaporkan ke Presiden Jokowi

Dalam berita itu disebutkan, ketangguhan kapal "MS Tjisadane" mencapai puncaknya selama pertempuran Okinawa. Kapal MS Tjisadane merupakan salah satu kapal yang digunakan pihak Amerika untuk membawa pasukannya menyerang Okinawa.

Kapal MS Tjisadane kemudian menjadi target pesawat-pesawat pembom Jepang. Kapal MS Tjisadane terus-terusan mendapat serangan berat dari pihak Jepang.

Bahkan, seorang "pilot bunuh diri" Kamikaze Jepang sengaja menukik dan menjatuhkan pesawatnya berikut bom yang dibawanya ke geladak kapal MS Tjisadane.

Diberitakan, akibat serangan Jepang itu, kapal MS Tjisadane mengalami kerusakan besar saat pendaratan di Okinawa tersebut.

Namun kemudian, pihak Jepang terperangah, karena kemudian MS Tjisadane melenggang keluar dengan gagah dari kepulan asap mesiu di perairan Okinawa.

Baca Juga: Dugaan Mafia Tanah di Cigereleng Bandung Direncanakan Akan Dilaporkan ke Presiden Jokowi

Perjalanan

Kantor perusahaan pelayaran Koninklijke Java-China-Japan-Lijn di Tanjung Priok, Batavia, Jawa Barat tahun 1931
Kantor perusahaan pelayaran Koninklijke Java-China-Japan-Lijn di Tanjung Priok, Batavia, Jawa Barat tahun 1931 foto Elsevier/Nationaal Archief Belanda

Terkait latar belakangnya, mengapa kapal MS Tjisadane disebut asal Jawa Barat, sebab kapal itu dimiliki oleh perusahaan pelayaran Koninklijke Java-China-Paketvaart Lijnen, yang berkantor basis di Pelabuhan Tanjung Priok, Batavia, Jawa Barat (kini Jakarta) sampai pecahnya Perang Dunia II tahun 1942.

Sosok kapal MS Tjisadane sebenarnya tergolong “kapal tua” untuk ukuran pihak Sekutu pada Perang Dunia II. Saat dioperasikan pada perang, kapal MS Tjisadane sudah berusia 14 tahun.

Kapal MS Tjisadane dibangun tahun 1931, bersamaan dengan beroperasinya pemiliknya, perusahaan pelayaran NV Koninklijke Java-China-Paketvaart Lijnen (KJCPL).  

Dengan semangat "Prajurit tua tidak pernah mati", kapal MS Tjisadane berlayar menempuh jarak panjang antara Jepang, Afrika, dan Amerika Selatan. Kapal MS Tjisadane dipimpin kaptennya, WA Giel, seorang Belanda yang tinggal di Skotlandia.

Baca Juga: Laporan WHO, Ancaman Bunuh Diri di Masa Pandemi Covid-19 Meningkat

Catatan dari Nederlands Instituut voor Militaire Historie (NIMH) Belanda, kapal MS Tjisadane merupakan kapal motor penumpang yang dibangun di Amsterdam Belanda tahun 1931. Aslinya, kapal MS Tjisadane merupakan melayani rute Pulau Jawa-Cina-Jepang.

Usai Perang Dunia II, pada tahun 1946, MS Tjisadane kembali digunakan semula sebagai kapal penumpang di Amsterdam Belanda, lalu kemudian dipindahkan ke KJCPL pada tahun 1947. Kapal MS Tjisadane berakhir nasibnya di Jepang pada tahun 1962, setelah dihentikan operasionalnya lalu dibesituakan oleh Nomura Trading Co. Ltd., di Kure. (Kodar Solihat/DeskJabar) ***

 

  

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah