Meningkatkan Level Puasa di Bulan Ramadhan

- 14 April 2021, 09:02 WIB
DR. H. Acep Zoni Saful Mubarok,  Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya.
DR. H. Acep Zoni Saful Mubarok, Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya. /DeskJabar/Istimewa/

Oleh: DR. H. ACEP ZONI SAEFUL MUBAROK
(Dosen Fakultas Agama Islam Unsil Tasikmalaya)

DESKJABAR - Seorang hamba yang melaksanakan ibadah, pasti berharap amalannya diterima oleh Allah SWT. Segala usaha dipersembahkan demi meraih penghargaan dan kedudukan yang paling baik di sisi Sang Maha Pencipta. Termasuk dalam ibadah puasa Ramadhan para pelaku puasa (shaimin) senantiasa berlomba meraih level paling tinggi di hadapan Allah SWT.

Lalu, bagaimana level atau tingkatan puasa yang dilakukan oleh para shaimin yang akan mampu mengantarkannya ke tingkatan yang paling tinggi (excellent). Sang Hujjatul Islam, Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (w. 505 H) seorang Guru Besar di Madrasah Nizhamiyah dalam  karya magnum opusnya Ihya Ulum ad-Din jilid I halaman 235 memaparkan begitu jelas mengenai derajat atau tingkatan shaum. Ada tiga tingkatan puasa, yaitu shaum al-umum (puasa general), shaum al-khushus (puasa spesial) dan shaum khushush al-khushush (puasa excellent).

Baca Juga: Inilah 6 Cara Mudah untuk Mengalahkan Rasa lapar Saat Berpuasa

Shaum al-khushush adalah ibadah puasa yang secara general dilakukan oleh umat Islam. Puasa ini adalah kaff al-batni wa al-farji ‘an qadla’i asy-syahwati memiliki makna puasa yang hanya menahan perut dan kemaluan dari menunaikan syahwat. Puasa ini merupakan tingkatan yang paling rendah karena para shaimin baru mampu menahan dari hal yang bersifat badaniyah mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Tentu hal ini apabila dilaksanakan dengan baik telah menggugurkan kewajiban puasa dalam arti sah secara fiqih.

Sedangkan, shaum al-khushush atau spesial merupakan puasanya para shalihin. Puasa ini adalah kaff as-sam’i wa al-bashari wa al-lisan wa al-yad wa ar-rijl wa sa`ir al-jawarih ‘an al-atsam, memiliki makna puasa yang mampu menahan pendengaran, penglihatan, lidah, tangan, kaki dan seluruh anggota badan dari dosa.

Tingkatan puasa ini tidak hanya mengandalkan kemampuan menahan diri dari makan, minum dan syahawat saja, akan tetapi lebih dari itu seorang shaimin harus mampu berpuasa dari berbagai kemaksiatan anggata tubuhnya. Dalam arti menghindarkan diri dari yang membatalkan pahala ibadah puasa.

Konseksuensi dari level ini, seorang mukmin yang berpuasa akan ekstra hati-hati dan waspada dalam menjalani puasanya. Jangan sampai puasanya justru menyeret dirinya pada kemaksiatan dan dosa baik kepada Allah swt maupun pada sesama makhluk Allah lainnya.

Baca Juga: Penyebab Ngantuk Saat Mendengarkan Ceramah Tarawih, Simak Tips Ahli Gizi untuk Mengatasinya

Lain lagi dengan tingkatan puasa paling tinggi, yaitu shaum khushush al-khushush. Puasa ini memiliki kedudukan istimewa dan sangat excellent, karena puasa ini merupakan puasanya para nabi, shiddiqin dan para pecinta Allah.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x