DESKJABAR – Sebelum kejadian gempa Aceh berkekuatan 9,3 skala Richter yang diikuti tsunami pada 26 Desember 2004 yang menewaskan sekitar 170.000 orang di kawasan Aceh, Indonesia sebelumnya pernah juga dilanda gempar cukup besar.
Ya, pada 17 Februari 1996, gempa berkekuatan 8,2 skala Richter mengguncang Pulau Biak dan sekitarnya di provinsi Papua pada pukul 14.59 WIT, yang diikuti gelombang tsunami 7 meter.
Pusat gempa bumi berada di 0.89°LS-136.95°BT atau 101 km Timur Laut Biak-Papua, dengan kedalaman gempa bumi yaitu 33 km. Gempa Biak ini yang menewaskan 166 orang.
Baca Juga: Desa Sumurgeneng Tuban Mendadak Jadi Kampung Miliarder, Ramai-Ramai Beli Mobil Mewah, Gara-Gara Ini
Gempa tersebut selain memunculkan gelombang tsunami, juga telah menewaskan 166 orang atau hilang, 423 orang mengalami luka-luka, serta 5.090 warga kehilangan tempat tinggal.
Getaran gempa kuat dengan intensitas III hingga VII dirasakan hingga ke berbagai daerah. Di kabupaten Biak Numfor getaran terasa pada intensitas VI-VII MMI, Serui-Kab. Kepulauan Yapen dengan intensitas VI-VII MMI, dan Manokwari-Kab.manokwari dengan intensitas III-IV MMI.
Gempabumi tersebut diikuti dengan adanya gelombang tsunami yang menerjang sekitar Biak Utara hanya dengan waktu sekitar 10-15 menit.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua, Bagi yang Menolak Disuntik Vaksin Covid-19, Sejumlah Sanksi Menanti
Berdasarkan laporan menyebutkan, ketinggian tsunami berkisar antara 4 meter hingga 7 meter. Di Manokwari ketinggian tsunami mencapai 4 meter, sementara di Sarmi dan Pulau Yapen, ketinggian gelombang tsunami mencapai 7 meter.