Gempa Sulut Magnitudo 7,0 terasa Hingga Filipina Selatan

- 21 Januari 2021, 22:59 WIB
Pusat gempa Sulut magnitudo 7,0 berada 132 km Timur Laut Melonguane
Pusat gempa Sulut magnitudo 7,0 berada 132 km Timur Laut Melonguane /BMKG/

 

DESKJABAR – Gempa Sulut magnitudo 7,0 juga teramati oleh Survey Geologi Amerika Serikat (USSG) dan memastikan tidak berpotensi tsunami. Getaran gempa juga terasa hingga ke sejumlah kota di Filipina selatan.

Mengutip dari situs resmi USSG, menyebutkan bahwa pusat gempa berada 210 km tenggara Pondaguitan, Fipipina selatan. Getaran kuat dirasakan di Kota General Santos, Davao, hingga Bislig, Surigao del Sur.

Menurut USSG, ada kemungkinan kecil korban jiwa atau kerusakan. Sistem Peringatan Tsunami AS mengatakan tidak ada ancaman tsunami. Gempa bumi yang dalam umumnya menyebabkan lebih sedikit kerusakan di permukaan bumi.

Baca Juga: Greysia Polii-Apriyani Rahayu Menang Mudah, Tiket Perempat Final Diraih

Wilayah Davao selatan telah dilanda gempa bumi kuat yang dipicu oleh garis patahan lokal dalam beberapa tahun terakhir.

Filipina terletak di sepanjang “Cincin Api” Pasifik, busur patahan di sekitar Samudra Pasifik tempat sebagian besar gempa bumi dunia terjadi. Itu juga dilanda oleh sekitar 20 topan dan badai tropis setiap tahun, menjadikannya salah satu negara paling rawan bencana di dunia.

Sejarah mencatat gempa berkekuatan 7,7 menewaskan hampir 2.000 orang di Filipina utara pada tahun 1990.

Baca Juga: Pelatih Bali United Berharap, agar PSSI Segera Putuskan Kapan Liga Musim 2021 Dimulai

Sementara mengutip dari kantor berita Antara, hasil monitoring BMKG menunjukkan selama beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan aktivitas seismisitas di wilayah ini, khususnya untuk aktivitas gempa menengah di kedalaman sekitar 100 km.

Wilayah Lempeng Laut Maluku dan Tunjaman Lempeng Laut Filipina merupakan salah satu kawasan seismik paling aktif di dunia. Lokasi Kepulauan Talaud dan Miangas bersebelahan dengan zona tunjaman Lempeng Laut Filipina.

Zona Tunjaman Lempeng Laut Filipina melintas berarah utara-selatan dengan panjang mencapai sekitar 1.200 km, dari Pulau Luzon, Filipina, di Utara hingga Pulau Halmahera di selatan.

Baca Juga: Pangandaran: Bawaslu Hentikan Laporan Dugaan Penyalahgunaan Bansos Covid-19

Tunjaman Lempeng Laut Filipina adalah sumber gempa potensial pemicu gempa dan tsunami bagi wilayah Maluku Utara seperti Halmahera, Morotai, Miangas dan Kepulauan Talaud.

Catatan sejarah gempa di zona Tunjaman Lempeng Laut Filipina cukup banyak, yang menunjukkan di wilayah ini sudah sering terjadi gempa kuat dan merusak.

Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono, merincikan yaitu gempa merusak Kepulauan Talaud pada 23 Oktober 1914 (M 7,4), gempa merusak Halmahera pada 27 Maret 1949 (M 7,0). Gempa merusak Kepulauan Talaud pada 24 September 1957 (M 7,2).

Baca Juga: Dor..! Enam Rampok Rp 561 Juta Dibekuk Polisi di Jalan Raya Cikoneng Ciamis

Kemudian gempa merusak Halmahera Utara dan Morotai pada 8 September 1966 (M 7,7). Gempa merusak Kepulauan Talaud pada 30 Januari 1969 (M 7,6) serta gempa merusak Maluku Utara dan Morotai Morotai pada 26 Mei 2003 (M 7,0).***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: India TV News Antara USSG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x